Ini mungkin sejalan dengan keterbukaan saya terhadap makanan. Ke restoran Jepang hayuk, ke rumah makan Meksiko juga berangkat. Masakan Thai cihuy, gudeg, rendang, sampai soto Betawi juga asoy. Wakaka, itu demokratis atau maruk, sih?
Tetap ada makanan yang tidak saya makan karena prinsip. Ada pula makanan yang tetap saya jiper cicipi meski orang bilang itu enak. Ya nggak papa. Saya nggak bisamemaksa diri saya sendiri untuk menyukai dan menerima semua hal. Tetapi, ketika saya tidak mampu (petai mentah misalnya), saya nggak bakal mencelan dan njelek-njelekin makanan itu. Nggak bakal juga menghina penyukanya. Apalagi dengan alasan yang wagu, seperti, "Baru liat dua detik gue juga udah tahu itu so cetek."
PS: Pernah saya tayangkan di laman Facebook saya, Ken Terate.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H