Mohon tunggu...
kensuryo purnomo
kensuryo purnomo Mohon Tunggu... -

sedang menjalani pendidikan s2

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Merpati, Perusahaan dengan Laba Negatif, Sudut Pandang Ilmu Penilaian

12 Februari 2014   07:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:55 873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membaca berita tentang Merpati, sebuah BUMN di negara kita, membuat tangan ini rasanya ingin menuliskan sesuatu sesuai dengan kapasitas pemahaman ilmu, yang penulis miliki. Sebagai sebuah entitas bisnis yang sedang menghadapi beragam permasalahan kesulitan keuangan, perlu kiranya disumbangkan beragam pemikiran untuk membantu menyelesaikannya.

Jadi, pertama marilah kita telaah, kenapa permasalahan keuangan ini membelit Merpati Nusantara. Sebuah perusahaan yang merugi karena operasionalnya tentu bukan keinginan normal dari suatu usaha. Suatu usaha diajalankan dengan tujuan going concern. Lumintu bahasa jawanya. Nah laba perusahaan yang negatif bisa terjadi karena beberapa sebab. Oke, kita pelajari satu satu.

1.Permasalahan temporer. Hal ini bisa terjadi karena misalnya penarikan produk yang membahayakan ataupun tidak memenuhi standar keselamatan. Nah hal ini akan membuat laba menjadi negatif ditambah lagi dengan biaya untuk mengatasi permasalahan tersebut.

2.Untuk perusahaan yang menghadapi permasalahan siklikal, maka laba negatif terjadi karena buruknya kinerja perekonomian secara menyeluruh dan untuk perusahaan yang menghasilkan komoditas, dimana harga komoditas akan sangat mempengaruhi jumlah laba yang diperoleh.

3.Untuk perusahaan yang menghadapi permasalahan jangka panjang, hal ini bisa terjadi karena pada masa lampau terdapat kesalahan dalam strategi, permasalahan operasi, seperti mesin yang ketinggalan teknologi, tenaga kerja yang tidak terlatih, atau buruknya investasi di masa silam. Bisa juga karena terlalu banyak pinjaman ke pihak lain. Dalam proses penilaian nantinya permasalahan jangka panjang ini akan akan membuat proses menjadi lebih runit sehubungan dengan asumsi yang akan digunakan, apakah perusahaan akan tetap berjalan atau akan menjadi bangkrut.

Laba negatif: Konsekuensi dan penyebabnya

Perusahaan denga laba negatif atau tidak normal lebih sulit dinilai daripada perusahaan dengan laba positif. Perusahaan dengan laba negatif memiliki masalah bagi analis untuk menilai mereka. Mari kita pelajari satu per satu.

a.Tingkat pertumbuhan tidak bisa diestimasi. Ketika laba negatif maka dengan menggunakan tingkat pertumbuhan yang negatif akan membuatnya menjadi semakin negatif. Untuk perusahaan dengan laba negatif estimasi dari tingkat pertumbuhan yang dipublikasikan tidak akan ditemui dana bisa jadi tidak berarti apa-apa. Penggunaan fundamantal perusahaan untuk mengestimasi tingkat pertumbuhan juga tidak bisa digunakan karena return made in investment dan reinvestment ratio diperhitungkan dari pendapatan dan laba saat ini. Jadi penggunaan tiga estimasi tingkat pertumbuhan yaitu dari data historis, data pasar, dan data fundamental tidak mungkin dilakukan.

b.Perusahaan dengan laba negatif dapat mengkompensasikan kerugian yang dialami ke masa depan. Nah hal ini akan membuat sulit perhitungan, sehubungan dengan kompleksitas perhitungan pajak.

c.Asumsi going concern, tidak bisa diterapkan jika perusahaan terus menerus dalam keadaan merugi.

Permasalahan yang sama namun tidak kelihatan adalah pada perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang menurun. Artinya secara historis laba yang diperoleh sekarang lebih kecil dari tahun tahun sebelumnya. Meskipun pada prakteknya dapat diperhitungkan tingkat pertumbuhan dan fundamentalnya, tetapi hal tersebut tidak ada artinya karena pendapatan saat ini mengalami depresiasi atau penurunan. Hasilnya tingkat pertumbuhan adalah negatif dan analisis fundamental akan menghasilkan tingkat keuntungan yang sangat rendah atas ekspektasi pertumbuhan yang diharapkan.

Penyebab perusahan merugi

Ada beberapa alasan mengapa perusahaan mengalami rendahnya laba ataupun kerugian. Untuk mempermudah pemahaman maka akan kita  memisahkan permasalahan yang dihadapi perusahaan sebagai berikut:

- Permasalahan temporer, untuk beberapa kasus memang perusahaan akan mengalami kerugian karena permasalah temporer. Terkadang permasalahan itu mempengaruhi perusahaan sendiri dan bisa juga berdampak pada industri tertentu dan kadang juga karena penuruna kondisi perekonomian secara menyeluruh. Permasalahan spesifik seperti pemogokan tenaga kerja dan penarikan produk yang terjadi pada Aston Martin akhir-akhir ini, tentu tidak akan mempengaruhi pendapatan masa mendatang dan biasanya akan terjadi sesekali saja dalam sejarah perusahaan. So, dalam beberapa waktu perusahaan akan membaik lagi kinerjanya.

- Permasalahan dalam sektor industri tertentu. Hal ini bisa terjadi sebagai dampak dalam penurunan kegiatan ekonomi dan harga komoditas. Sebagai contoh adalah harga pulp and paper yang selalu mengalami penurunan dan kenaikan harga. Dalam beberapa kasus kerugian bisa juga disebabkan karena pemutusan pasokan dari para supplier sehingga produksi mengalami permasalahan. Hal ini terjadi karena barang dari supplier merupakan barang musiman misalnya. Bisa juga karena terjadi karena kenaikan harga minyak dunia.

- Nah atas kedua kasus diatas, kita dapat berharap bahwa recovery akan segera terjadi dengan tindakan manajemen dan kerugian tidak akan terjadi terus menerus.

- Permasalahan jangka panjang. Laba yang negatif juga seringkali adalah cerminan dari  permasalahan rumit  intern perusahaan. Beberapa dari hal ini karena pilihan strategi yang keliru di masa lampau dan refleksi dari ketidakefisienan operasi seperti dalam ilmu ekonomi mikro tentang kurva belajar dan long run average cost. Hal ini bisa terjadi karena perusahaan meminjam terlalu banyak dari kemampuan cash flow yang dihasilkan.

Bagaimana menentukan permasalahan perusahaan yang sedang dialami itu? Short term or long term?

Pada prakteknya, cukup sulit untuk menentukan apakah perusahaan tengah dalam permasalahan jangka pendek atau jangka panjang. Tidak ada rule of thumb yang bisa bekerja manjur dan pernyataan akuntansi mana yang merupakan indikasi dari permasalahan perusahaan. Hampir semua perusahaan ketika mengalami laba negatif akan berpendapat dan mengeluarkan pernyataan yang hampir sama untuk tidak menimbulkan gejolak dan penurunan harga saham “hal ini akan terjadi dalam jangka pendek dan manajemen telah mengambil langkah serius maka diharapkan recovery akan segera terjadi dalam waktu dekat” Iya kan? But, tentu tidak akan percaya begitu saja. Anda harus membuat judgment sendiri berdasarkan :

1.Pelajari kredibilitas manajemen yang mengeluarkan pernyataan.

2.Perusahaan yang menyediakan informasi secara mendetail tentang permasalahan yang dihadapi tentu lebih bisa dapat dipercaya daripada menyajikan pemberitahuan dalam skala umum dan tidak mendetail. Dan perusahaan yang segera memberitahukan permasalahan lebih dapat dipercaya daripada menunda pengumuman dan publik mengetahui dari pihak yang lain.

3.Laporan dari perusahaan lain pada industri yang sama yang dapat dikonfirmasikan.

4.Jika laba yang buruk dilaporkan selama beberapa periode, maka sepertinya permasalahan yang dihadapi adalah permasalahan jangka panjang. Maka dari itu restrukturisasi serius pada beragama aspek sepertinya diperlukan.

So, Apa yang terjadi pada Merpati?

Tentu sekarang kita bisa melakukan analisis lanjutan dengan beragam informasi historis yang tersedia. Dan hal ini akan menjadi paper tebal yang akan memperoleh nilai A dalam Mata Kuliah Strategic Management, Business Communication, dan Financial dan Risk Management.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun