Juli, entah bulan entah puan
Nama tersamar antara pertengahan tahun dan musim panas
Mengurai hari-hari kusut
Dan hati yang tak siap sengsara.
Hujan menitikkan rindu
Jatuh di musim kering
Di luar biasanya
Bulan-bulan basah.
Keringat yang mengalir
Berbalik sejuk
Meski rindu teramat berat
Tersemat do pundak Juli.
Bulan dan puan menyatu
Nama yang terpatri dalam jiwa
Mengalirkan rindu bagai titik air hujan
Dan panas yang tetap membara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!