Remah-remah jatuh dari meja tuan menyatu dengan debu yang hampir tiadaÂ
sedikitpun, di pelupuk mata nampak mempesona.Â
Aku memberinya nama ruang nadi,
kehidupan dalam kemanusiaan yang kadang sia-sia dan kehilangan makna pada setiap tamak,
dan rakus yang merampas bela rasa. Hingga hari-hari nampak bagai belenggu yang mamasung jiwa hingga titik nadir.Â
Aku memberinya nama ruang nadi agar kelak darah mengalir kembali,
hidupkan kasih dan kemanusiaan pada jiwa-jiwa yang berkaca hanya pada pusarnya sendiri.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI