Entah, aku tak tahu apa yang hendak jemari ini tuliskan.
Apakah tentang luka atau tawa kita.
Atau hanya menjadi huruf-huruf gagu  pengotor matamu ataupun jiwamu.
Aksara yang bisa jadi membosankan dan terlarang layaknya aksara di tembok tembok kota.
Entah ...
Kepala ini serasa menjadi kepompong kosongÂ
Saat senyum bangga maling betebaran di muka penjaga
Lalu penjagapun dengan lembut berkata, "Silahkan sampaikan suluh-suluh."
Dari balik meja Pak Kepala bersandar sambil jemarinya mengelus-elus yang menggumpal di bawah perutnya.
Di televisi Bu Gendut berteriak, MERDEKA!
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!