Mohon tunggu...
Kens Hady
Kens Hady Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang yang biasa, yang kadang suka menulis

Black Dew

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Wow, Begini Sensasi Suasana Malam di Dalam Benteng Vredeburg Yogyakarta

5 Oktober 2018   20:29 Diperbarui: 5 Oktober 2018   21:14 1450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Helm saya lepas dari kepala ini. Berikut penutup wajah. Parkiran motor di depan Museum Beteng Vredeburg sudah hampir penuh.  Saya lihat sepa sang muda mudi duduk di motor.  

Sepertinya menunggu seseorang. Apakah mereka yang saya cari? Ahh,  saya tidak familiar dengan wajah mereka. Segera saya buka handphone untuk mengkonfirmasi bahwa saya sudah tiba di lokasi. Sambil berjalan pelan dan melihat ke arah dalam gerbang, saya lihat Bapak sekuriti berdiri di depan gerbang yang tertulis "TUTUP".

Beberapa menit saya berjalan seperti Charlie Chaplin yang berjalan bolak balik. hanya bedanya, saya memegang handphone sedang Charli memegang payung, Hehehe..Tak lama di layar hape, Mas Monyoku menyampaikan pesan untuk masuk saja. Wahh, keren juga boleh masuk di saat pintu gerbang sudah tutup. Dan sayapun masuk....

Ketika di dalam, baru terbuka mata saya. Sebuah surprise.  Sudah banyak orang mengantri untuk registrasi. Kebanyakan anak-anak muda. Dengan wajah semangat mereka teratur menunggu giliran. 

Antri Registrasi (Dokpri)
Antri Registrasi (Dokpri)
Rasa penasaran memenuhi hati. Seperti di banner yang ada. Jelajah Malam Museum.  Yang terbayang adalah menyusuri museum di setiap sudutnya hingga di pojokan yang gelap atau remang.  

Lalu melewati patung patung, yang bisa jadi tiba tiba akan menepuk pundak kita dari belakang... Hii syerem juga, tapi bikin kepo pengin tahu gimana rasanya. Apalagi saat melihat tiap peserta mendapatkan kaos berwarna hitam plus sekotak makanan dan air minum. Acaranya seru nih. Pikirku

Komunitas Malam Museum 

Setelah beberapa sasat menunggu, akhirnya peserta yang sudah hadir sudah menyelesaikan registrasinya. Kamipun berkumpul di depan tempat resgistrasi. Acara dimulai dengan prakata Mas Erwin yang merupakan founder Komunitas Malam Museum. 

Sebuah komunitas yang berangkat dari kecintaan akan sejarah dan museum yang ada di Indonesisa. Dengan wadah komunitas ini,Mas Erwin dan lainnya  ingin mengajak semua kalangan untuk mencintai museum. 

Karena memang museum merupakan catatan sejarah perjalanan bangsa kita yang tentu saja banyak sekali makna di dalamnya. Kegiatan malam itu, merupakan kegiatan Jelajah Malam Museum yang ke delapan dari target sepuluh kegiatan yang direncanakan.

Kegiatan Jelajah Malam Museum ini terlaksana juga karena dukungan dari pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Yogyakarta, khususnya yang mengelola Museum Beteng Vredeburg. Dari setiap kegiatan yang ada, pihak panitia sudah menolak ratusan calon peserta yang mendaftar dikarenakan kuota yang terbatas.  Jadi saya termasuk orang yang beruntung, Gaess..

Mas Erwin membuka acara
Mas Erwin membuka acara
Bapak Gunawan memberi sambutan (dokpri)
Bapak Gunawan memberi sambutan (dokpri)
Dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang diwakili oleh Bapak Gunawan menyampaikan sambutannya. Beliau menyampaikan bahwa dari pihak Pengelola sangat mengapresiasi dengan acara yang ada. Dan ingin peserta atau siapapun bisa memberi masukan  demi kemajuan Museum Beteng Vredeburg.

Menjelajah Museum  Malam Malam

Setelah selesai cermonial, selanjutnya acara yang ditunggu-tunggu. Yaitu acara inti. Ohya bagi yang belum pernah ke Museum Beteng, mungkin belum ada gambaran bagaimana di dalamnya. Berikut sekilas tentang Museum Beteng Vredeburg Yohyakarta,

1. Letak Museum Beteng berada di sebelah kirim jalan Malioboro, Bersebelahan dengan  Taman Pintar dan berada di Selatan Pasar Beringharjo

2. Mempunya beberapa koleksi berupa : 

  •  a. Koleksi Realita yaitu koleksi yang merupakan benda-benda yang pernah dipergunakan pada masa tersebut. Misal : Naskah, Senjata juga Peralatan Rumah Tangga.
  • b. Koleksi Miniatur, Replika atau benda visualisasi lainnya
  • c.  Koleksi Bangunan. Yaitu Bangunan Benteng itu sendiri, Jembatan, Parit  juga termasuk Monumen Serangan Umum.
  • d. Koleksi Diaroma. Ada 4 Diaroma

3. Fasilitas Baru. Misalnya :

  • a. Media Interkatif
  • b. Ruang Pengenalan
  • c. Ruang Audio Visual untuk pemutaran film perjuangan

Saat kita berkunjung ke dalam Museum kita akan di berkeliling di sepanjang 4 Diaroma. Adapun isi dari diaroma yang ada yaitu : 

1. Diaroma Satu berisi peristiwa sejarah dari tahun 1825 M sampai tahun 1942 yaitu sejak Perang Diponegoro sampai pendudukan Jepang

2. Diaroma Dua berisi peristiwa sejarah dari tahun 1945 sampai tahun 1847 yaitu sejak Proklamasi Kemerdekaan sampai Agresi Militer Belanda Pertama

3. Diaroma Tiga berisi peristiwa sejarah dari tahun 1948 sampai tahun 1949 yaitu sejak perjanjian Renvile sampai RIS diakui

4. Diaroma Empat berisi peristiwa sejarah dari tahun 1950 sampai tahun 1974 yaitu sejak 

Di dalam Diaroma tersebut, kita akan banyak disuguhi sejarah yang ditampilkan dengan apik. Di dalamnya kita bisa melihat barang-barang yang hanya dalam cerita, karena kita tidak pernah mengelaminya. Semisal pakaian dari goni

Guide memberi penjelasan (Dokpri)
Guide memberi penjelasan (Dokpri)

Contoh baju goni yang digunakan waktu jaman dulu (dokpri)
Contoh baju goni yang digunakan waktu jaman dulu (dokpri)
Sungguh saat, kita berkeliling dan mersapi apa yang menjadi perjalanan bangsa kita ini, hati ini tergetar.  Kita saat ini sudah bisa enak-enakan sambil tidur main gadget, sedangkan para pendahulu kita begitu kerasnya bertaruh hidup dan mati. 

GAME SERU

Setelah mengelilingi beberapa diaroma, kami kembali dikumpulkan di tempat berkumpul semua. Kami semua diajak untuk berkompetisi dengan permainan yang cerdas. Ada beberapa jenis permainan dan semuanya berkaitan dengan museum.  

Ohya, sebelum game dimulai kami dibagi dalam kelompok yang terdiri dari lima orang. Kebetulan saya satu kelompok dengan muda mudi yang cantik dan ganteng, juga cerdas juga kompak.  

Mereka itu adalah Mbak Devi, Mbak Yunna, Mbak Dyah dan mas Fuad. Meskipun kebanyakan kami belum saling mengenal kami bisa bekerja sama menyelesaikan tantangan yang ada. Meskipun berjalan cepat hampir bisa dibilang lari kecil. Juga berfoto dalam tantangan dalam hal semangat kebangsaan. Juga memecahkan puzzle dengan gambar yang tidak jelas. 

Wajah serius tapi bisa cekikian (dokpri)
Wajah serius tapi bisa cekikian (dokpri)
begaya dulu heheh (dok.kelompom kami)
begaya dulu heheh (dok.kelompom kami)
Saya dan mbak Dyah sempat menyusuri Museum yang agak sepi demi meastikan jawaban dari tantangan terjawab dengan benar. Dan kelompok kami, Kelompok 7 dengan modul C6 sebagai tantangannya menjadi salah satu pemenang dan mendapatkan payung cantik dan keren dari Museum Benteng Vredeburg. Hadiah dibagikan saat semua kelompok sudah selesai. sambil makan malam dengan sajian yang yummy.

Menikmati makan malam di museum (dokpri)
Menikmati makan malam di museum (dokpri)
Horee menangg (dok,klompok)
Horee menangg (dok,klompok)
Rasanya seru, bermain tantangan di dalam museum bersama muda mudi yang punya minat tentang sejarah dan museum. Yang tadinya terbayang akan ada sejenis Valak, saat acara dimulai, tidak ada ingat sama sekali. Yang ada rasa salut dan hormat pada perjuangan para pendahulu bangsa ini.

Dengan menikmati makan malam serta penyerahan hadiah juga pementasan alat musik dari bali. Acara Jelajah Malam Museum pun selesai. Selanjutnya kami berselfy ria bersama founder Komunitas Malam Museum, Mas Erwin dan teman teman baru yang kami dapatkan. 

Untuk anda yang pengin mencoba sensasinya jelajah malam? tunggu kabar tentang kegiatan  Jelajah malam yang ke 9 dan dan 10 dan chek IG Komunitas Malam Museum, @malammuseum

Penampilan alat musik dari bali (dokpri)
Penampilan alat musik dari bali (dokpri)
Bersama Founder Komunitas Malam Museum (dok. klmpok)
Bersama Founder Komunitas Malam Museum (dok. klmpok)
Ohya untuk Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Yogyakarta, khususnya pengelola Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta,saya pribadi berharap agar lebih sering mengadakan event seperti ini. Diharapkan dengan seringnya diadakan event yang edukatif, akan semakin kuat semangat generasi sekarang untuk mempelajari sejarah dan museum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun