Mohon tunggu...
Kens Hady
Kens Hady Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang yang biasa, yang kadang suka menulis

Black Dew

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Merampok Resto Sultan Agung Cuisines

1 Oktober 2016   23:24 Diperbarui: 1 Oktober 2016   23:57 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ku lihat jam yang ada di hapeku. Jam  telah menunjukkan jam 12 siang. Ku layangkan pandangan. Bangunan klasik yang langsung mengantarkan pikiranku ke jama sebelum kemerdekaan. Sultan Agung Cuisine, sebuah resto yang masih memilih bangunan jaman kolonial sebagai konsep seting menjamu pelanggan untuk menyantap sajian special.

Memasuki terasnya, terasa adem. Adem bukan saja karena selamat dari teriknya matahari kota Jogja, tetapi juga adem saat hati tersentuh dengan bangunan model kuno.  Pintu terlihat tertutup, tetapi jelas tertulis  sebuah kata “open/buka”. Di balik pintu yang berkaca tampak pelayan resto sigap membuka pintu dan mengucapkan selamat datang ke resto. Wajah wajah sumringah itu menambah rasa betah yang sudah hadir di dalam hati. Ruangan dengan kursi kursi kayu tampak tertata rapi.  Di beberapa sudut tampak tertempel display menu menu yang disediakan. Aku terus berjalan mencari teman yang sudah lebih dahulu datang. Tampak sebuah tangga menjulur apik ke sebuah lantai yang terlihat dari bawah, terasa nyaman ditempati.

Sambil menunggu teman yang lain, aku duduk di meja yang telah disediakan. Rasanya seperti di alam terbuka. Suara burung love bird yang bersahutan, ditambah kolam dengan banyak tumbuhan di sekitarnya terasa alami. Terasa bukan di pusat Kota Yogyakarta. Setelah menunggu beberapa waktu, kursi yang ada sudah sebagian besar terisi. Bu Maria sebagai Owner dan mbak Puspa sebagai manajer sudah ikut bergabung.

Sekilas sejarah bangunan resto Sultan Agung Cuisine.

Awal mulanya bangunan resto ini merupakan bangunan tempat tinggal seorang yang biasa dipanggil Kadis. Seorang dokter. Tadinya Kadis, mestinya tinggal di  Vredeburg, tetapi karena sudah penuh, maka Kadis diberikan tempat yang sekarang menjadi Resto. Gedung yang mengalami 3 zaman, yaitu jaman Belanda, jaman Jepang juga kemerdekaan tersebut dalam perjalanannya mengalami perpindahan pemilik. 

DIkatakan bahwa dulu juga pernah menjadi  tempat singgah/tinggal Jenderal Sudirman,  terus dipakai menjadi tempat beberapa usaha. Lalu dibiarkan kosong beberapa tahun, hingga akhirnya sampai di owner sekarang yaitu bu Maria. Gedung yang ada kemudian diadakan renovasi dengan sehingga menjadi resto Sultan Agung Cuisine.  Meskipun demikian, untuk mempertahankan nilai heritage yang ada, renovasi yang ada tetap memperhatikan keaslian penampakan yang ada. Baik bentuk tegel ataupun corak lantai yang ada.

dokpri. Mbak Puspa menjelaskan sejarah gedung resto
dokpri. Mbak Puspa menjelaskan sejarah gedung resto
Seting Area

Resto yang dibuka pada bulan April yang lalu terbagi dalam 2 lantai. Di lantai dasar, terbagi dalam 3 area. Area Non Smoking, terletak di ruangan depan, tepat saat pintu masuk. Di sini kurang lebih bisa mencapai kapasitas 300 pelanggan. Lalu ada Smoking Are, terletak di sebelah kiri sebelum ada tangga ke atas. Di situ terdapat sangkar burung dan ragam tanaman yang membuat sejuk mata memandang. Masuk ke dalam lagi terdapat ruangan berdaun pintu. Tempat ini merupakan ruangan VIP. Masing masing ruangan mempunyai kapasitas bisa sampai 12 orang. Di sini juga bisa menjadi tempat meeting atau keperluan privacy lainnya.

Selanjutnya di lantai atas, setelah melewati tangga yang tidak seberapa panjang, kita bisa menjumpai tatanan meja kursi yang terbagi ke dalam dua sisi. Sisi sebelah kiri mirip dengan bentuk yang ada di bawah. Sedang di sebelah kanan tangga, sebagian meja kursinya berbentuk unik dengan ketinggian yang membuat asyik pelanggan duduk.  

Tak jauh dari susunan meja kursi, terdapat beberapa background untuk berfoto selfy atau welfy. Juga ada 2 buah ayunan yang semakin membuat suasana terasa sangat santai. Apalagi dengan di sepanjang dinding yang berbatasan dengan tangga terdapat tanaman kehijauan berpadu dengan pemandangan langit Yogyakarta dan  warna genting dari Sultan Agung Cuisine.

dokpri. Bagian depan
dokpri. Bagian depan
Pilihan Menu

Setelah mbak Puspa yang cantik menjelaskan sedikit banyak tentang sejarah dan gedung resto ini,  pramusaji segera membawakan beragam menu yang uhmm, membikin perut lapar. Dan bagi perut yang lapar pengin segera mencicipi menu menu yang disajikan. Ada berbagai jenis makanan segera menjadikan perhatian kami. Selanjutnya mbak Puspapun menjelaskan, bahwa resto Sultan Agung Cuisine (SAC)  mempunyai menu dari 3 variasi. Yaitu, Western, Chinese dan Indonesia. 

Pelanggan akan dimanjakan dengan pilihan menu sesuai dengan selera mereka. Untuk masakan indonesia, SAC mempunya menu andalan Nasi Bakar. Sedang untuk Chinese Food, SAC membidik olahan mie yang berasal dari ikan Kakap., yaitu Mie Kakap. Kami dijamu dengan sangat memuaskan oleh Bu Maria dan Mbak Puspa. Makanan yang kami rasakan sensasinya, ada Nasi Goreng Yang Chow, Jamur Crispy, Bistik Daging dan beberapa nama lagi.

dokpri. Menu SAC
dokpri. Menu SAC
dokpri. minuman di SAC
dokpri. minuman di SAC
Kami juga dimanjakan dengan berbagai minuman yang  uhmm… rasanya pengin menghabiskan. Dari yang tradisional, ada wedhang uwuh dan bajigur. Selain itu ada Cookies n Cream, Thai Tea, Strawberry MilkShake, Fruit Puch, Sunset Blue, Lechee Mojito, Mango Blast juga Cappucinno Selain itu ada Banana Split yang bikin saya ngiler. Setelah puas merasakan semua minuman yang disajikan, Ibu Maria kembali memanjakan lidah kami dengan desert. Di antara ada Pana Cota dan Chocolate Raisin Cake.

dokpri. Desert SAC
dokpri. Desert SAC
Tidak perlu waktu lama, apa yang di sajikan dari pihak SAC, cepat habis dengan meninggalkan wajah penuh kepuasan di wajah kami.

Letak dan Transportasi.

Sultan Agung Cuisine terletak di pusat kota, tepatnya Jalan Sultan Agung no. 24 Yogyakarta, Jika dari arah Kilometer Nol menuju ke arah barat dengan melewati beberapa lampu merah dengan gedung di sebelah kanan jalan. Sedang jika menggunakan  TransJogja menggunakan bus berkode IA, IB dan 4A. hanya saja mesti berjalan agak jauh.

Setelah selesai acara makan makan, kamipun bergerak ke lantai atas untuk berfoto ria dengan spot 3D dan juga ayunan. Dan acara "merampok" citarasa di resto Sultan Agung Cuisines berakhir dengan  happy ending. Dam kamipun sangat dengan senang hati jika suatu saat akan kembali. Karena dipastikan  lidah kami akan bergoyang penuh kenikmatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun