Mohon tunggu...
Kens Hady
Kens Hady Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang yang biasa, yang kadang suka menulis

Black Dew

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Yang Tidak Terlupakan di Padang Heide

22 Juni 2016   18:11 Diperbarui: 22 Juni 2016   18:23 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Pagi.... Schatje !!

Suara Lieve Fleur membuatku terhenyak. Seperti biasa gadis berambut panjang itu menuju ke arahku dengan melompat kecil. Dengan tshirt warna hitam agak ketat. Tampak bahagia. Matanya yang coklat memandangku penuh sayang. Tangannya mengusap kepalaku. Bibirnya yang ranum mengecup dahi. Lalu merapatkan erat kepalaku ke dadanya hangat. Ahh.. tapi duhh rambut merahnya sebagian mengenai mataku. Aku geleng gelengkan kepala tidak ingin kena rambutnya lagi di mataku.

“Hei Schatje, kau ini. Ihh “ kata  Fleur memukulkan kepalan tangannya lirih ke kepalaku.

“Aduh sialan” batinku. "Memanggilku dengan  kata sayang, tapi mukul.”

“Ayoh kita jalan jalan ke Gorsselse Heide. Tapi pelan pelan yah"

“Baiklah,”kataku dalam hati. Segera Lieve Fleur naik ke punggungku. Rasanya lebih berat dari sebulan yang lalu. Pelan pelan aku membawa gadis itu ke Heide. Sudah kebiasaan Fleur, bila sedang ingin sesuatu akan ke sana.  Langit berawan sirokomulus. Menyusuri jalan tanah aku membawa Fleur.  Di kanan kiri terlihat para farmer beraktifitas. Sapi sapi bergerombol dengan diawasi pemiliknya.  Terlihat  juga pepohonan. Apel, Pir, Ceri, Walnut juga Kastanye. Seorang perempuan bertopi melihat kami.

Dag Fleur... Waar ga je naartoe?  (Hai Fleur.. mau kemana?) ” teriaknya.

Ik ga naar de heide. Ga mee"?  (Ke padaang Heide  ayo ikut..), Jawab si Cantik Fleur.

Nee.. Ik wil je en je lieverdje niet storen!"   (Nggak Ah, nanti ganggu kamu. Biasanya kamu asyik sendiri dengan kesayanganmu itu."

Betul betul.. jangan ikut. Nanti bikin berisik saja. Nanti aku jadi terlihat bodoh sendirian di bawah pohon. Kataku dalam hati. Aku mempercepat jalanku, agar si cantk Fleur tidak dapat teman yang mungkin saja mau ikut. Lieve Fleur, seorang gadis yang jadi primadona di Eefde. Para Farmer mengenal Fleur. Gadis berambut merah yang ringan tangan dan baik hati. Meskipun dia aslinya dari Rotterdam, kota yang berjarak sekitar 150 km dari Eefde ini.

Pokoknya kalau ada yang mau ikut, aku akan lari aja.  Tidak rela kalau ada yang mengganggu Fleurku. Biar dia tenang di sana. Bersamaku. Beberapa puluh meter lagi sudah masuk hutan.  Aku celingukan kalau kalau ada babi liar yang tiba tiba lewat. Jangan sampai Fleur ketakutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun