Mohon tunggu...
Kens Hady
Kens Hady Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang yang biasa, yang kadang suka menulis

Black Dew

Selanjutnya

Tutup

Money

3 Langkah Cerdas Menata Keuangan Masa depan

17 Mei 2016   00:03 Diperbarui: 17 Mei 2016   01:00 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anda bebas memilih, namun pilihan yang Anda pilih hari ini akan menentukan apa yang akan Anda miliki, akan jadi apa Anda nanti, dan apa yang akan Anda lakukan pada masa depan Anda.– Zig Ziglar

Setiap kita pasti dihadapkan pada sebuah pertanyaan,  Bagaimana masa depan yang akan kita jalani nanti?  Apapun profesi kita, apapun jenis kelamin kita, pasti mau tidak mau akan terpikirkan hal tersebut. Seperti kata ZigZiglar di atas, masa depan adalah pilihan kita. Sebagai mana hukum sunatullah,semua ada hubungan kausal, sebab akibat. Apapun yang kita lakukan, tentu akan berimbas pada  bagaimana  ke depan nantinya.

Kita bekerja mencari rezeki, tentu saja untuk kita pergunakan menjalani kehidupan masa  masa di depan. Baik untuk diri kita maupun orang orang di sekeliling kita. Tapi dalam prakteknya, kekayaan yang kita punya, seringkali  hanya seperti air yang lewat saja. Tanggal muda kantong melimpah, saat tanggal tua, catatan bon kita yang membuat wajah kita memerah. Apakah anda  seperti itu? Atau mungkin pada tanggal tertentu, kepala kita nyut-nyutan setiap mendengar dering handphone dari debt colektor?

Jika kita dari beberapa tahun yang lalu sampai sekarang, masih seperti itu itu, dan setiap hari mesti menelan pil puyeng artinya ada yang tidak beres dengan “pola kerja” kita dalam hal keuangan. Apabila masih saja kita teruskan pola tersebut, maka masa depan kita pun hanya gitu gitu aja. Tidak ada perubahan.  Bagi umat muslim tentu tidak asing lagi dengan  ungkapan “Barangsiapa yang harinya sekarang lebih baik daripada kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung. Barangsiapa yang harinya sama dengan kemarin maka dia adalah orang yang merugi”. Pertanyaannya : Anda mau merugi?  

Bagi anda yang ingin merubah kondisi keuangannya lebih baik dari yang selama ini telah dijalani, baik yang cekot-cekot karena kebanyakan debt colector atau yang pas-pasan juga bagi anda yang merasa sudah berlebih,  ada beberapa langkah mengoptimalkan pengelolaan keuangan  anda.

1, Menginstal Ulang Konsep Masa depan.

Ketika kita ingin merubah masa depan, sudah seharusnya kita melakukan pembaharuan seluruh langkah  yang  telah dijalani selama ini. Yang pertama selalu diawali dari sebuah maindset di dalam kepala kita.  Apa dan bagaimana masa depan yang kita inginkan mesti sudah ada blueprint di pikiran kita.  Semisal Jika kita menginginkan masa depan kita berkecukupan, atau bahkan lebih.  Dalam konteks ini, kita membicarakan tentang keuangan. Dalam bukunya yang berjudul “Think Rich! You Will Get It Comes True!!” T.H Teker menekankan akan pentingnya  konsep yang harus ada di pikiran kita, sebagai langkah awal melesatkan  kekayaan yang ada. Dan banyak para ahli yang menulis yang sejenis.i. Banyak hal-hal spektakuler berasal dari sebuah konsep atau mimpi mimpi di dalam kepala.  Bagi umat islam dikatakan, Allah itu seperti  yang hambaNYA pikirkan. Demikian juga, ketika kita memandang masa depan. Kalau kita memandang masa depan, dengan rasa yang biasa, sangat mungkin terjadi, masa depan kita seperti yang biasa kita jalani. Tapi saat kita menguatkan tekat, menentukan bagaimana nantinya masa depan nantinya, maka Allah pun akan mempermudah apa yang kita niat dan inginkan. Bila anda telah berpuas dengan hasil yang ada sekarang, dapat dipastikan, masa depan anda akan seperti yang yang selama ini anda jalani.

2, Membuat  Strategi Pengelolaan Keuangan.

Ketika kita sudah menemukan konsep masa depan keuangan yang akan kita raih, kita evaluasi semua kegiatan keuangan yang telah kita jalani. Hasil evaluasi tersebut menjadi dasar untuk merumuskan strategi keuangan yang kita punya. Sudah banyak  tokoh yang berbicara tentang bagaimana mengelola keuangan.  Di dalam acara Kompasiana Nangkriing  Bersama LPS yang diadakan di Yogyakarta, Tanggal 23 April 2016 di Hotel Grant Aston, Bapak Ang Tek Khun, memberikan ilmu Matrematika. Sebuah konsep financial yang diintegrasikan dalam bahasa matematika  yang sederhana dan mudah dipahami.  Beliau menjelaskan  bahwa dalam Matrematika, ada  simbol simbol  matematika yang bermakna mendalam saat kita kaitkan dengan pengelolaan keuangan. Simbol-simbol tersebut adalah :

  • Simbol minus (-) : artinya kita mesti ingat, bahwa kita harus mengurangi apa saja yang tidak perlu. Kita mesti berhemat, agar kondisi financial tidak “jomplang”. Dengan  ini kita juga diingatkan agar jangan sampai lebih besar pasak daripada tiang. Jangan sampai kita mengeluarkan uang untuk hal yang tidak penting atau belum dibutuhkan.
  • Simbol Plus (+) : Tanda ini mengisyarakan bahwa kekayaan kita, selain kita dapat dari berhemat, tetapi dapat  kita usahakan agar bisa bertambah. Bisa dengan bekerja atau melakukan sesuatu yang bisa menambah pemasukan.
  • Simbol Kali (x) : Ini merupakan pengingat kita , bahwa setelah kita bisa menjalani tanda minus dan plus dengan baik, kita mesti bisa melanjutkan pada symbol  kali (x) yang artinya melipatgandakan keuangan yang ada pada kita. Bagaimana caranya? Tentu saja dengan berinvestasi. Dengan  investasi, maka harta kita tidak menjadi “mandul” yang habis karena dikonsumsi. Ibarat sebuah pohon, maka uang kita akan tumbuh dengan banyak cabang dengan  daun daun rupiah di setiap rantingnya.

Dalam hal investasi ini, banyak di antara kita berinvestasi dalam bentuk simpanan tabungan, giro atau deposito. Selain mudah, juga tidak perlu berpikir pusing seperti dalam investasi  lainnya. Tetapi sebagian orang masih merasa takut dengan investasi  ini. Bisa jadi karena ada trauma  peristiwa awal reformasi, dimana kondisi perbankan carut marut dan banyak yang kehilangan harta bendanya. Berkaca dari berbagai permasalahan perbankanyang telah terjadi, maka pemerintah pada tahun 2004 mengesahkan   sebuah lembaga yang bertujuan untuk  mengantisipasi pemasalahan yang berkaitan dengan perbankan.  Lembaga yang bertanggung jawab langsung kepada presiden tersebut adalah Lembaga Penjaminan  Simpanan (LPS). Lembaga yang secara resmi efektif sejak tanggal 22 September 2005, menjamin simpanan dari seluruh nasabah. Apabila sebuah bank mengalami kegagalan, maka para nasabah, tidak perlu panik.

Apa itu LPS? 

Masih banyak yang belum tahu apa itu LPS. Atau sebagian mungkin sebatas tahu dari membaca tulisan di pintu pintu masuk sebuah bank. LPS merupakan lembaga negara yang memang dibentuk untuk tujuan menciptakan rasa aman bagi nasabah penyimpan serta menjaga stabilitas sistem perbankan,

LPS yang berslogan Sahabat Nasabah Indonesia ini mempunyai visi  untuk menjadi lembaga penjamin simpanan yang dipercaya dalam memelihara stabilitas sistem perbankan nasional. Sedang misinya ada tiga  yaitu  (1) Mewujudkan program penjaminan simpanan yang efektif; (2)Melakukan resolusi bank dengan efektif dan efisien; dan (3) Membangun organisasi yang efektif berbasis kompetensi, teknologi informasi yang andal dan manajemen risiko yang komprehensif.

Berdasarkan Undang undang, LPS mempunyai:

 Fungsi : 

  1. Menjamin simpanan nasabah penyimpan.
  2. Turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannnya.

Tugas :

  1. Merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan penjaminan simpanan.
  2. Melaksanakan penjaminan simpanan.
  3. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam rangka turut aktif memelihara stabilitas sistem perbankan.
  4. Merumuskan, menetapkan, dan melaksanakan kebijakan penyelesaian Bank Gagal yang tidak berdampak sistemik.
     Melaksanakan penanganan Bank Gagal yang berdampak sistemik

LPS sebagai lembaga pemerintah, tidak bekerja sendiri dalam memelihata stabilitas sistem perbankan nasional.  Jika diumpamakan jaring, maka LPS adalah jaring ke tiga setelah OJK (Ototitas Jasa Keuangan) dan BI (Bank Indonesia.) Saat acara di Hotel Grant Aston tersebut, Bapak Arinto Wicaksono selaku Kepala Divisi Kepatuhan II, Lembaga Penjamin Simpanan menjelaskan dengan begitu jelas dan runtut. Di katakan bahwa semua bank yang berizin dan beroperasi di wilayah nusantara ini wajib hukumnya menjadi anggota LPS.  Termasuk BPR (Bank Perkreditan Rakyat).  Setiap bank atau BPR diwajibkan juga membayar premi kepada LPS, yang nantinya dana tersebut menjadi dana yang dipakai ketika terjadi kegagalan bank. Hal ini dilakukan karena bercermin pada peristiwa awal reformasi. Di mana perbankan terpuruk, kepercayaan masyarakat indonesia pada dunia perbankan hampir hilang. Yang kemudian diatasi dengan penjaminan yang bersumber murni dari negara. Akibatnya negara sangat terbebani. Adapun besaran premi tersebut sebesar 0.02% dari jumlah simpanan nasabah di suatu bank.  Dalam beberapa tahun, asset LPS yang berasal dari akumulasi premi tersebut, dikelola dengan bentuk surat surat berharga negara.

Dengan adanya LPS ini, sangat membantu kita sebagai nasabah. karena simpanan kita sudah terjamin oleh LPS. Bila suatu saat terjadi hal hal yang tidak diinginkan, maka kita bisa mengajukan klaim pada LPS. Berapapun simpanan kita, selama  tidak lebih dari 2 milyar, maka simpanan kita akan diganti. Dalam undang undang dikatakan bahwa 5 hari setelah dinyatakan tertutup, maka kita bisa mendapatkan uang kita kembali. itu dalam tahap pertama. Bila nasabahnya sangat banyak, bisa jadi waktu hari tidak mencukupi. Maka Undang Undang  menjamin, bahwa selama-lamanya 90 hari, simpanan nasabah akan kembalikan secara lunas.  Tetapi dalam kasus tertentu, bisa jadi ada keberatan dari seorang nasabah. Apabila itu terjadi, nasabah dipersilahkan mengajukan keberatan dan untuk penyelesaiannya, paling lama 5 tahun.  Ehmm.. sebuah pelayanan yang menyenangkan bukan? :) Dalam perjalanan sampai saat ini, LPS sudah melikuidasi 65 bank. Dengan 64 bank umum dan satu BPR.
 

Bagaimana berinvestasi yang aman?

Memang benar, LPS telah menjamin investasi, simpanan kita, tetapi tetap saja kita kita harus memenuhi syarat agar simpanan kita terjamin.sesuai criteria LPS.

  1. Pastikan bahwa simpanan kita tercatat secara resmi.
  2. Jangan sampai kita menabung atau menyimpan dana dengan cara dititipkan dengan perantara, dan kita tidak tahu apakah benar sudah tercatat dana yang kita niatkan. Karena bisa jadi dana kita dibelokkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung  jawab.Cek Suku bunga tabungan anda. Pastikan bahwa suku bunga yang ada. Tidak melebihi suku bungan penjaminan  yang ditetapkan LPS. Untuk periode 15 Mei 2016 sampai dengan 14 September 2016, LPS menetapkan suku bunga yang dijamin, untuk simpanan  Rupiah di bank umum sebesar 7,00%, sedang untuk Valas di bank umum  0,75% dan untuk BPR LPS menetapkan  suku bunganya 9,50%.  Sedang untk perbankan syariah, tidak berpatok pada bunga karena dalam perbankan syariah tidak ada istilah bunga. Yang ada adalah Nisbah atau bagi hasil. Janganlah anda tergiur ketika sebuah bank menawarkan suku bunga yang melebihi suku bunga penjaminan  dari LPS atau mungkin anda mencoba menawarkan kesepakatan sendiri. Karena bila terjadi sesuatu dengan bank tempat anda menyimpan, LPS tidak akan menjamin. Semua ada aturan mainnya.
  3. Menjadilah  seseorang yang baik dalam hubungannya dengan bank di mana anda menyimpan. Semisal anda menyimpan banyak uang di sebuah bank, tetapi ternyata anda juga mempunyai kredit macet di bank tersebut, lalu bank tersebut kolaps, maka LPS tidak akan menjamin. Logika sederhananya, kenapa juga menjamin seseorang yang punya iktikat kurang baik pada lembaga yang seharusnya bisa kerjasama dengan baik.

www.lps.go.id
www.lps.go.id
  • Kembali ke konsep Matrematika, ada simbol terakhir yaitu simbol bagi ( '/.). Simbol ini mengajak kita, setelah kita sukses dalam menggadakan keuangan kita dan berhasil langkah selanjutnya adalah berbagi. Kita berbagi kepada orang orang yang membutuhkan. Karena harta yang kita punya, dipercaya atau tidak, di hampir semua keyakinan, ternyata akan menjadi lebih berlipat saat kita mau dengan ikhlas membagikan sebagian harta kita kepada manusia lainnya.

3. Action

Setelah konsep  masa depan telah matang dan strategi pengelolaan keuangan telah yakin, langkah selanjutnya adalah segera mengambil tindakan.

Janganlah menunda nunda sesuatu yang sebuah tindakan. Karena semakin lama anda menunda, maka semakin lama pula anda akan merasakan keberhasilan, Uang memang bukan segalanya, tetapi tanpa uang anda tidak akan bisa berbuat apa apa demi masa depan anda dan orang orang yang anda cintai.

Perencanaan keuangan memberi tahu Anda kemana uang Anda akan digunakan, bukan membuat Anda penasaran kemana uang Anda sudah digunakan.(Dave Ramsey)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun