Kamipun perlahan masuk ke area parkir. Ternyata telah banyak motor di balik mobil mobil yang parkir. Aku terlambat, batinku. Akupun turun. Ku lihat Mbak Yatmi, seperti malu malu dan ragu turun dari motornya. Setelah merapikan diri. Kami pun masuk.
Saat pertama kali masuk, aku berkata dalam hati, Keren.. lobinya sangat terlihat berkelas. Apalagi dengan furniture yang bernilai seni berpadu dengan dekorasi yang artistik. Lampu berwarna kuning kemerahan menambah eksotis lobi Hotel Allstay ini. Tampak olehku ada beberapa orang berkelompok. Kelompok pertama, tepat di depan resepsionis. Sekumpulan muda mudi. Tampak sebagian memandang ke arah kami. Apakah mereka sebagian dari orang orang yang berjanji bertemu di sini? Entahlah. Karena orang yang ku kenal dalam janji ketemu di sini hanyalah Mbak Selsa. Aku melayangkan pandangan ke arah kanan. Agak ke sudut tampak tiga orang. Dua perempuan dan satu laki-laki. Selanjutnya ada sepasang muda sedang berbicara dengan asyik. Akupun memberi kode pada mbak Yatmi yang masih malu malu untuk menuju arah tiga orang yang sedang bercengkrama. Hampir setahun tidak bertemu dengan Mbak Selsa, membuatku pangling. Ternyata teori semakin lama, orang semakin tua, terkadang tidak berlaku. Nyatanya aku melihat, mbak Selsa terlihat lebih fresh dan lebih cantik dari pertemuan dulu. Hehehe..
Mbak Selsa yang melihatku segera tersenyum. Kemudian memperkenalkan diriku pada lelaki di dekatnya.
“Mas, ini teman saya, sesama kompasianer juga, Mas Ken, kata Mbak Selsa.
“Saya Danu, dari Hotel Allstay,” kata lelaki ganteng itu menjabat tanganku hangat.
“Ken..” jawabku memperkenalkan diri yang kemudian . Setelah saling berkenalan semua. Perempuan yang berhijab di sebelah mbak Selsa bernama mbak Septy, dari Wates. Mbak Selsapun kembali melanjutkan pembicaraan dengan Mas Danu, Sales Eksekutif Allstay Hptel. Kami yang lainnya menyimak dan sesekali mengiyakan apa yang dibilang mbak Selsa.
Mas Danu, seorang yang ramah dan luwes dan komunikatif. Sangat menyenangkan. Enak mendengar dia bercerita. Jam telah menunjukan hampir sekitar jam setengah dua siang. Karena ada yang belum hadir, kami memutuskan menunggu teman kompasianer lainnya. Dan ditawarkan oleh Mas Danu untuk menunggu di restoran saja. Kamipun mengiyakan. Sambil minum minum rasanya lebih enak dalam mengobrol.
Akupun ikut beranjak. Mata ini masih merasa sayang meninggalkan ruang lobi ini. Keindahan dekorasinya benar benar membuat betah. Dengan langkah santai kami berjalan menuju restoran sambil terus mendengar penjelasan mas Danu tentang Hotel Allstay.
Hotel yang tergabung dari dalam City One Hotels Group ini, terbilang baru. Hotel yang mengusung Art Desain ini, sangat memperhatikan keindahan dekorasi yang ada di dalam hotel ini. Menyajikan dan memanjakan para tamu dengan keindahan dalam pandangan. Hal tersebut tentu saja sangat penting bagi kenyamanan tamu yang datang. Aku sendiri merasa betah. Dengan kamar berjumlah sekitar 80-an Allstay menawarkan 4 kelas kamar. Dalam perjalanan menuju restoran, kami menyusuri pintu kamar di kanan kiri kami. Kata Mas Danu, Kamar-kamar tersusun berbaris memanjang, karena menyesuaikan dengan lahan dan aturan yang ada. Allstay Hotel sendiri mempunyai tiga lantai.
Sampai di ujung, kami memasuki restoran. Kami disambut seorang pegawai cantik.
“Ini dari Kompasiana.” Kata mas Danu. Ada dua gadis pegawai hotel yang aku lihat. Karena kami datang dengan mas Danu, mas Danulah yang mempersilahkan kami ke tempat yang sudah disediakan. Berhubung teman kompasianer yang datang belum lengkap, kami pun putuskan untuk duduk di sudut ruangan yang kebetulan bertempat duduk sofa warna merah. Tidak lama setelah kami duduk, duduk seorang pegawai yang kemudian ku tahu bernama Mbak Anna Marianna, menanyakan minuman apa yang kami inginkan. Dan dengan cekatan dan ramah, mbak cantik itupun sudah menyajikan minuman di meja kami.