Pun Tukad Mati merupakan cermin prasarana yang bukan hanya memastikan fungsinya sebagai tanggul raksasa, namun juga mengutamakan rasa. Tengok saja, ornamen-ornamen pada bangunan itu begitu khas arsitektur Bali. Jika sudah pernah ke sana, tentu Anda sudah tahu, bendung yang ikonik ini sangat instagramable. Cocok untuk anak-anak milenial menyongsong senja. Anda juga pasti sudah tahu, di koridor kiri dan kanan yang di sampingnya persis hutan mangrove, bisa untuk jogging di pagi hari.
Sekali lagi, Tukad Mati adalah satu cermin. Di Bali, masih banyak cermin tentang betapa SBSN Proyek turut membangun Pulau Dewata. Apalagi kalau melihat level nasional. Cermin itu lebih banyak lagi. Tak kurang dari 3.447 proyek yang dibiayai dari instrumen ini, dengan total penerbitan Sukuk Negara sampai 25 November 2021 sebesar Rp1.919 triliun. Ribuan proyek itu antara lain pembangunan jalan dan jembatan di berbagai provinsi hingga jalur kereta api di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi.
Kecuali bendung gerak Tukad Mati, di Bali ada juga proyek yang dibiayai SBSN, yakni pembangunan jalan Singaraja-Mengwitani. Ini merupakan ruas jalan Nasional yang berada di jalur tengah Pulau Bali yang menghubungkan Bali Utara dengan Bali Selatan. Jalan tersebut bakal mengurangi 75 belokan dan tanjakan tajam menuju Singaraja. Ujung-ujungnya, keberadaan jalan itu akan membuka akses yang lebih baik untuk memajukan ekonomi Bali bagian Utara.
Akhir kata, butuh dedikasi seluruh pihak merawat aset negara melalui SBSN Proyek tersebut. Mengapresiasi setiap pencapaian aset negara adalah bentuk merawatnya. Mengkritisi hal-hal yang belum sempurna, pun itu bagian dari merawatnya. Karena merawat aset negara juga bermakna merawat Indonesia.
Cheers...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H