Mohon tunggu...
Ken Satryowibowo
Ken Satryowibowo Mohon Tunggu... Freelancer - Covid Bukan Canda

Pencari pola. Penyuka sepak bola.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Epik 2 Kali Pilpres dalam 3 Kali "Sujud Sungkur"

20 April 2019   11:52 Diperbarui: 20 April 2019   13:06 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prabowo, dalam hal ini, sudah barang tentu paham bahwa kalah adalah keniscayaan dalam demokrasi. Prabowo akan betul-betul nrimo setelah upaya terakhirnya menggugat hasil Pilpres 2019 ke Mahkamah Konstitusi, sebagaimana dilakukan pada Pilpres 2014.

Menurut penilaian saya, Prabowo masih punya masa depan politik yang cerah. Bila Tuhan memberinya umur panjang, Prabowo masih dimungkinkan menjadi Capres di 2024 mendatang. Ikut Pilpres untuk keempat kalinya.

Itu sebabnya, kekalahan di 2019 bukanlah akhir dari segala-galanya. Para pendukungnya pun mesti diedukasi, bahwa dalam demokrasi, kalah itu hal lumrah. Bila merasa ada kecurangan, tempuhlah jalur yang konstitusional.

Bukan sebaliknya, para pendukung selalu digiring untuk menolak kekalahan. Narasi wajib menang ini jelas tidak dewasa dalam demokrasi. Karena bukan timses yang menentukan. Melainkan pilihan seluruh rakyat Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun