Yang termasuk umum disematkan sebagai watak Prabowo adalah pemarah, hipokrit, emosional, pesimis, dan temperamental. Sementara yang masuk dalam klaster narasi yang diingat publik dalah Indonesia bubar, Indonesia punah, elite brengsek, menteri pencetak utang, tampang Boyolali. Sedangkan yang termasuk kategori perilaku adalah tempeleng pengawal, bentak jurnalis, lempar hanphone, tuan tanah, kuda impor, hina tukang ojek, jenderal kardus dan mendukung caleg koruptor.
Yang terkait keraguan pada keislaman Prabowo adalah tidak bisa wudhu, nggak bisa jadi imam shalat, shalat jumat dimana, nggak bisa shalat, nggak bisa ngaji, pernah menggebrak meja ulama, gemar pakai isu SARA dan mendukung Yahudi Israel. Yang terkait keluarga misalnya keggalan berumah tangga, kelamaan menduda, dan anak semata wayang yang disangka LGBT.
Yang dilekatkan sebagai pendukung Prabowo adalah didukung komunitas LGBT, ditunggangi HTI, disokong donatur ISIS, didukung FPI, didukung ratu hoaks, didukung raja bohong, dan dikelilingi pelaku penyebar kebencian. Adapun yang paling epik bagi citra Prabowo adalah dipecat dari TNI dan diyakini sebagai penculik aktivis.
Beragam citra buruk tersebut turut menggiring pemilih pada kesimpulan akhir bahwa Prabowo memang tak pernah layak untuk dipilih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H