Boleh jadi, Bobby Nasution susah tidur belakangan ini. Bisa jadi pula, menantu Presiden Jokowi itu tidak enak makan.
Betapa tidak, suami Kahiyang Ayu tersebut jadi bulan-bulanan di media sosial. Dihujat lantaran dianggap terlibat kolusi terkait pembangunan rumah bersubsidi.
Sebagaimana ramai diberitakan media siber, Bobby tercatat sebagai Komisaris Utama PT Wirasena Citra Reswara (WCR). Perusahaan itu tengah membangun perumahan bernama Sukabumi Sejahtera Satu di Kampung Cioray, Desa Bojongraharja, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi. Dari total target 1.800 rumah, tahap awal hunian yang dibangun mencapai 500 unit. Peletakan batu pertama perumahan tersebut dilakukan pada Senin (21/1) lalu dalam suasana hujan lebat yang mengguyur.
Di tengah mendidihnya suhu politik menjelang Pilpres 2019, informasi keterlibatan Bobby di bisnis hunian bersubsidi untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) menjadi menu lezat tim sukses kontestan kompetitor untuk menjatuhkan reputasi mertuanya selaku Capres petahana. Sebuah narasi politik yang sejatinya begitu lumrah dikumandangkan pada musim kampanye hari-hari ini.
Lantas, dimana letak kesalahan Bobby?
Untuk menjawab pertanyaan itu, mari kita tengok setidaknya lima variabel. Pertama, rekam jejak. Bobby bukanlah pemain anyar dalam usaha properti. Dia memulai debutnya sebagai pengembang skala kecil sejak usia 20-an, sekitar 2011. Jauh sebelum jadi anak mantu Jokowi.
Renovasi perpustakaan sekolah dasar di Medan, Sumatera Utara, merupakan proyek awal Bobby. Lalu berkembang ke bisnis renovasi rumah untuk dijual kembali. Pengalaman itu mengantarkannya pada proyek pembangunan puluhan unit rumah tapak di Medan. Hingga pada gilirannya berkesempatan menggarap proyek Malioboro City di Yogyakarta.
Bermodalkan pengalaman sebagai wirausahawan belia itu pula, Bobby bergabung dengan pengembang Takke Group pada November 2016. Menduduki posisi Direktur Pemasaran, dia mengantongi kepemilikan saham sekitar 20%. Kemang View, Metro Galaxy Park Bekasi, dan apartemen Gardenia Bogor merupakan tiga dari sejumlah portofolio perusahaan properti tempat Bobby bernaung.
Sampai di sini teramat terang keterkaitan Bobby dengan sektor properti bukan terjadi sekonyong-konyong, tapi sudah berlangsung sejak lama. Tanpa sedikit pun ada kaitannya dengan Jokowi, apalagi memanfaatkan kekuasaan mertuanya untuk mencari rezeki di proyek pemerintah.
Variabel kedua terkait ketaatan mengikuti regulasi. Aturan menyebutkan, pembangunan rumah bagi MBR bisa dilakukan oleh pengembang mana pun. Berada di pasar kompetitif, pengembang kecil atau yang sekelas Ciputra bebas masuk. Asal memenuhi syarat kapabilitas dan mendaftarkan perusahaan ke Sistem Registrasi Pengembang (Sireng).
Di titik itu, rasa-rasanya juga sulit mengatakan bahwa Bobby memanfaatkan pengaruh mertuanya. Kecuali sudah patuh pada regulasi yang berlaku, proyek perumahan di Sukabumi tersebut telah dirancang jauh-jauh hari sebelum dia menikahi Ayang---sapaan Kahiyang.