Oleh: Kenong Veyza
Lewat waktu yang perlahan-lahan kadaluwarsa
Aku coba mengakrabi satu rayu keperihan
Memunguti kepingan sobekan rasa yang masih bersisa
Dan memohon gelisah resah lekas binasa
Kelam seakan bagai malam dua puluh tujuh
Membelah sebagian hati yang taklagi utuh
Sebab cedera janjimu menggoreskan sakit terperih
Meninggalkan isak terpilu paling sedih
Bersama sepi aku berusaha memerangi cacat cela ketidakpuasan hati
Berjuang mengurai luka sendiri yang terus-menerus menggerogoti
Hingga segala kepedihan bersedia berdamai
Bergandengan mesra dalam bebatan harapan yang tak pernah tergapai
Kini beberapa tanya akan kepergianmu terjawab sudah
Sayup-sayup memperkuat tubuh yang sempat tertatih berdiri susah payah
Serpihan duka lara karenamu biarlah tumpah tanpa penyesalan
Sebab mengenal dan mencintai pria sepertimu adalah sesuatu hal yang takbisa kukendalikan
Gerimis di bumiku, 7 Desember 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H