Istilah decluttering mungkin tidak asing lagi di telinga anda. Kata clutter jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia memiliki arti kekacauan. Sedangkan decluttering mengutip dari buku Minimalis karya Faridah Ghazali, diartikan sebagai proses menyortir barang yang tidak dibutuhkan dan menyimpan barang yang masih benar-benar dibutuhkan.Â
Decluttering sempat dipopulerkan oleh Marie Kondo dalam bukunya yang berjudul The Life Changing Magic of Tidying Up. Marie Kondo mendefinisikan decluttering adalah kegiatan menyingkirkan barang-barang yang tidak memercikkan kebahagiaan bagi pemiliknya.
Decluttering memang erat kaitannya dengan orang-orang yang yang menghendaki kehidupan minimalis. Namun, sebenarnya tidak hanya orang minimalis yang perlu melakukan decluttering, semua orang rasanya melakukan kegiatan ini hanya saja tidak mengetahuinya secara istilah.Â
Lantas, mengapa semua orang dipertimbangkan perlu melakukan decluttering?
Pertama, Clutter membuat stress. Dalam penelitian yang dilakukan UCLA's Center on Everyday Lives and Families terhadap 32 keluarga di California, ditemukan bahwa pemilik rumah dengan gender perempuan merasa semakin stress seiring dengan padatnya barang di dalam rumah.
Penelitian tersebut juga menemukan efek negatif clutter lainnya terhadap kondisi mental. Gender laki-laki cenderung tidak terganggu oleh clutter sehingga menyebabkan ketegangan antara istri yang lebih rapi dan suami yang berantakan.Â
Kedua, tempat tinggal menjadi kurang sehat. Tumpukan barang dapat menyebabkan debu dan kotoran lain. Dengan banyaknya barang, anda akan sedikit kesulitan dalam merawatnya. Barang tidak terawat dalam jumlah banyak akan memberikan pengaruh terhadap kualitas lingkungan anda.
Ketiga, menghabiskan waktu. Memiliki terlalu banyak barang cenderung menjadi sulit untuk mengorganisirnya sehingga tercecer dimana-mana. Akibatnya, saat anda mencari barang membutuhkan waktu yang lama.Â
Keempat, anda akan tidak memiliki ruang untuk hal yang lebih penting. Hal yang penting ini tidak hanya dalam hal fisik saja, melainkan energi, waktu, uang dan perhatian. Kelima, decluttering dapat digunakan sebagai bahan evaluasi diri.Â
Bagaimana cara memulai decluttering?
Melakukan decluttering untuk pertama kali memang tidak mudah dan membingungkan. Terlebih melihat jumlah barang yang begitu banyak mampu menjadi intimidasi saat akan melakukan decluttering. Seperti ini cara memulai decluttering yang dapat anda terapkan:
- Mari memulainya berdasarkan kategori. Jika ingin memulai decluttering berdasarkan jenis barangnya, anda bisa mendapat daftar barang yang menurut anda harus dikurangi. Misal saja seperti baju, tas, sepatu, buku, majalah bekas, DVD, mainan, aksesoris, barang elektronik dan juga peralatan dapur. Selain itu bisa dibagi berdasarkan ruangan seperti kamar tidur, gudang, dan dapur.
- Sediakan 5 wadah untuk sortir barang. Berikut lima wadah yang perlu dipersiapkan untuk menyortir barang yang akan dikurangi:
Put Away, untuk barang yang diletakkan bukan pada tempatnya sehingga anda harus mengembalikan ke tempat semula.
Recycle, diperuntukkan barang yang ingin dibuang namun masih dapat didaur ulang.
Fix atau Mend, untuk barang yang memerlukan modifikasi atau diperbaiki.
Donate, untuk barang yang jarang atau tidak pernah digunakan namun masih dalam kondisi yang bagus.Â
Trash, untuk barang yang benar-benar tidak dapat dipakai atau rusak dan harus dibuang.
- Lakukan secara bertahap. Jangan terlalu memaksa diri untuk melakukan decluttering dalam satu waktu saja. Dengan melakukan bertahap, anda dapat memilah barang mana saja yang perlu dibuang atau disimpan.
- Minta bantuan orang lain. Bantuan di sini berupa meminta pendapat terkait barang yang menumpuk.
- Ambil foto sebagai perbandingan. Sebelum melakukan decluttering, anda bisa mengambil foto atau video ruangan yang hendak dibersihkan. Begitu pula saat telah selesai decluttering.
Adapun tips singkat dalam melakukan decluttering, apa saja sih?
Pastikan memberikan hasil decluttering kepada tangan yang bertanggung jawab dan tidak menimbulkan maslaah lingkungan sekalipun untuk kategori sampah.
Ingat! Decluttering bukanlah ajang mengurangi untuk menambah.
Mari mulai belajar melakukan decluttering, eliminasi barang yang sudah tidak bermanfaat di sekitar anda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H