Pengalaman ini mengajarkan kami bahwa toleransi bukan hanya tentang menghargai keberadaan orang lain, tetapi juga tentang membangun hubungan yang saling menguatkan di atas dasar perbedaan. Di pesantren, kami menyaksikan bagaimana nilai-nilai keagamaan dapat hidup berdampingan dengan rasa nasionalisme yang kuat. Mereka mengajarkan kepada kami, secara tidak langsung, bahwa keberagaman adalah aset yang harus dirawat dengan cinta dan pengertian.Â
Selain itu, kami belajar pentingnya dialog sebagai jembatan untuk memahami. Dalam setiap percakapan, kami menemukan kesamaan yang lebih besar daripada perbedaan. Obrolan sederhana tentang kehidupan sehari-hari, cita-cita, hingga harapan untuk masa depan menjadi bukti bahwa kita semua memiliki tujuan yang sama: hidup dalam harmoni dan damai.Â
Ekskursi ini juga menyadarkan kami akan pentingnya pendidikan lintas budaya sebagai kunci untuk melahirkan generasi yang inklusif. Dalam perjalanan pulang, saya berpikir, bagaimana jika setiap pelajar di Indonesia memiliki kesempatan seperti ini? Dunia yang penuh dengan perbedaan tidak lagi akan terlihat sebagai ancaman, tetapi justru menjadi peluang untuk saling melengkapi.Â
Ekskursi 2024 tidak hanya memberikan kenangan, tetapi juga pelajaran berharga yang terus kami bawa sebagai bekal menjadi pemimpin masa depan yang berjiwa toleran dan berkomitmen untuk merawat keberagaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H