Dan pengaruhnya untuk ekonomi cukup besar apabila tidak cepat diatasi dapat menyebabkan ancaman siber baru. Kemudian, Negara dalam G20 juga harus mendukung peningkatan kapasitas dalam cyber diplomacy di antara aktor negara dan non-negara. Ini harus membantu aktor negara dan non-negara untuk mengidentifikasi hasil pilihan bersama, berdasarkan norma-norma perilaku yang sepenuhnya dapat diterima di dunia maya dan dapat dibangun.Â
Cyber diplomacy ini perlu memanfaatkan sepenuhnya teknologi baru dalam mempromosikan berbagai keterlibatan antara aktor negara dan non-negara. Teknologi baru seperti kehadiran 5G ini harus terus dimanfaatkan dalam menumbuhkan perekonomian global dan mengantisipasi ancaman siber.Â
Dan Penggunaan platform media sosial saat ini sebagai alat untuk diplomasi publik dalam mempromosikan kapasitas cyber diplomacy adalah langkah yang bagus. Terakhir, G20 perlu mengembangkan cyber diplomacy sebagai alat praktis untuk meredakan eskalasi konflik atas teknologi baru dan terlebih dalam mengurangi risiko yang terkait dengan meningkatnya politisasi penetapan standar industri.
Â
Daftar Pustaka
Â
Barrinha, A., & Renard, T. (2017). Cyber-diplomacy: the making of an international society in the digital age. Global Affairs, 3(4--5), 353--364. https://doi.org/10.1080/23340460.2017.1414924
Blakely, E. J. (2001). Competitive advantage for the 21st-century city: Can a place-based approach to economic development survive in a cyberspace age? Journal of the American Planning Association, 67(2), 133--141. https://doi.org/10.1080/01944360108976221
Cyber Diplomacy: Benefits, Developments, and Challenges. (2015).
Tiara Dewi, Muhammad Amir Masruhim, R. S. (2016). No Title No Title No Title. In Laboratorium Penelitian dan Pengembangan FARMAKA TROPIS Fakultas Farmasi Universitas Mualawarman, Samarinda, Kalimantan Timur (Issue April).
Torres Jarrn, M., & Riordan, S. (2020). The cyber diplomacy of constructing norms in cyberspace. T20 Saudi Arabia.