Â
Kurikulum Merdeka yakni pembelajaran yang berfokus pada kebutuhan belajar peserta didik. Upaya satuan pendidikan dalam memfasilitasi kebutuhan belajar peserta didik yang beragam disebut dengan strategi pembelajaran berdiferensiasi. Konsep pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan pada sifat dasar manusia yang beragam dan tidak sama antara satu manusia dengan manusia lainnya. Peserta didik sebagai individu pasti memiliki perbedaan dengan individu lainnya. Dalam pembelajaran, keberagaman tersebut dapat terlihat pada perbedaan latar belakang peserta didik, minat belajar, gaya belajar, serta kesiapan belajar peserta didik yang tentunya berpengaruh pada proses dan hasil belajar.
     Salah satu prinsip dalam pelaksanaan     Pembelajaran berdiferensiasi dapat dilaksanakan dalam tiga aspek, yakni diferensiasi konten, proses, dan produk (Kemendikbud, 2022). Penggunaan modalitas belajar yang beragam merupakan contoh dari pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi konten. Dalam hal ini, konten yang dimaksud adalah jenis media belajar yang digunakan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, media pembelajaran yang digunakan mencerminkan modalitas visual, auditorial, dan kinestetik
     Dalam konteks pembelajaran mata pelajaran Bahasa Inggris, proses pembelajaran di SMA Negeri 1 Imogiri telah menunjukkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Peserta didik telah banyak dilibatkan pada proses pembelajaran. Hanya saja, keberagaman peserta didik dalam satu kelas belum menjadi aspek yang diperhitungkan dalam pembelajaran. Pembelajaran masih berdasarkan kebutuhan belajar secara general dan dilakukan secara terus-menerus sehingga terkesan monoton. Tidak dapat dihindari bahwa hal tersebut juga menjadi alasan rendahnya minat belajar peserta didik.
     Hal pertama yang dilakukan guru yakni melakukan profiling peserta didik terkait kecenderungan modalitas belajar mereka, yang dapat tercermin dalam pembelajar visual, auditorial, maupun kinestetik. Modalitas belajar peserta didik sering dikaitkan dengan gaya belajar peserta didik tersebut. Namun sejatinya, gaya belajar peserta didik tidak selalu dapat dikaitkan dengan kecenderungan modalitas belajar peserta didik.
     Setelah guru mendapatkan hasil pemetaan modalitas belajar, peserta didik dikelompokkan berdasarkan kesamaan kecenderungan modalitas belajar mereka. Selanjutnya, masing-masing kelompok diberikan lembar kerja menggunakan media belajar sesuai dengan kecenderungan modalitas belajar mereka. Berikut ini masing-masing dari lembar kerja tersebut:
- Modalitas visual
      Menurut Fitria (2018), peserta didik dengan modalitas belajar visual dapat menerima infromasi dengan cepat apabila melihat penjelasan menggunakan tampilan visual seperti gambar-gambar, diagram, maupun buku bergambar. Oleh karena itu, media belajar yang digunakan yakni teks tertulis yang dilengkapi dengan gambar yang mendukung cerita yang dijelaskan.
- Modalitas auditorial
     Peserta didik dengan modalitas belajar auditorial dapat memahami informasi dengan cepat melalui mendengarkan. Mereka akan mudah mengingat penjelasan lisan oleh guru, mendengarkan video, dan suka membaca dengan bersuara. LKPD yang digunakan adalah cerita yang disajikan dalam bentuk video dan audio. Video dan audio cerita diakses peserta didik melalui barcode yang telah disediakan oleh guru.
- Modalitas kinestetik
      Peserta didik dengan modalitas belajar kinestetik memiliki pergerakan fisik yang lebih aktif. Peserta didik dengan kecerdasan kinestetik memiliki kemampuan dalam menggunakan seluruh tubuhnya untuk mengekspresikan ide atau gagasan yang dimiliknya (Retno, 2017). Kelompok modalitas kinestetik dapat memilih penyajian cerita menggunakan teks bergambar atau video audio. Perbedaannya, lembar kerja yang digunakan berbentuk peta konsep. Menulis menggunakan peta konsep merupakan salah satu karakteristik peserta didik dengan modalitas belajar kinsetetik.
     Penting bagi guru untuk melakukan refleksi dan evaluasi proses pembelajaran menggunakan variasi modalitas belajar dengan mengkaji ulang pemetaan kebutuhan belajar peserta didik. Seperti yang dijelaskan dalam Kemendikbud (2022) bahwa peserta didik dapat menjadi pembelajar yang multimodal atau memiliki kemampuan menggunakan ketiga modalitas dalam pembelajaran.
     Guru juga berkewajiban untuk menanamkan prinsip dan tujuan pembelajaran berdiferensiasi kepada peserta didik mengingat hal ini merupakan strategi baru bagi mereka. Peserta didik perlu mengetahui secara menyeluruh maksud dan tujuan dilakukannya setiap aktivitas pembelajaran di dalam kelas agar pembelajaran dapat dilakukan secara bermakna.
Daftar Pustaka:Â
Fitria, Faridatul. 2018. Modalitas Belajar. umsida.ac.id. http://eprints.umsida.ac.id/1534/1/resume p.nur.pdf. Diakses pada 12 September 2023.
Kemendikbud. 2022. Pembelajaran Berdiferensiasi Pra Jabatan Tahun 2022. Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Retno, Devita. 2017. Kecerdasan Kinestetik Menurut Ahli -- Pengertian -- Ciri. DosenPsikologi.com. Diakses pada 12 September 2023 di https://dosenpsikologi.com/kecerdasan-kinestetik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H