Mohon tunggu...
Kenes Muni Iswara
Kenes Muni Iswara Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Kenes Muni Iswara adalah nama pena dari Reni Lestari. Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten yang hobi menulis, membaca dan mengkhayal sekaligus. KMI lahir di Solo dan menempuh pendidikan sekolah dasar disana. masa SMP dan SMA nya dihabiskan di kota hujan, Bogor. saat ini sedang menempuh pendidikan tinggi di kota Serang sambil sesekali merindukan kampung halamannya yang hanya bisa dikunjungi setahun sekali.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Televisi dan Sepotong Rok Mini Rp 1 Miliar

27 Desember 2013   08:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:27 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pengaruh Media Terhadap Budaya Konsumtif Masyarakat

Kapan terakhir kali anda melihat wanita memakai rok panjang menjuntai hingga mata kaki, dan kemeja menutupi seluruh lengan? Bisa jadi, dengan arus mode yang dihembuskan dunia fashion melalui berbagai kanal informasi, wanita seperti itu sudah dianggap kuno dan ketinggalan zaman. Hal sebaliknya terjadi pada tren penggunaan rok mini.

Saya tidak hendak membahas tentang moral dan etika berpakaian, karena kita sudah sama-sama mendapat mata pelajaran agama di bangku sekolah. Tetapi tentang rok mini, ada makna tersirat di balik barang modern satu itu. Rok mini adalah simbol modernitas, khususnya perempuan. Bagaimana rok mini dipakai, digemari dan dihubungkan dengan status sosial tertentu, itulah yang patut diperbincangkan.

Dalam kurang lebih satu dasarwarsa ini, Indonesia hidup dengan sayap kebebasan informasi, media dan pers, sesudah orde baru runtuh. Pers dan media adalah corong demokrasi, begitu teorinya. Tetapi pada praktiknya, banyak hal menyimpang terjadi. Media menjadi lahan bisnis dan investasi menjanjikan, uang dan kekuasaan, ekonomi dan politik.

Sampah di ruang senggang

Media, khususnya televisi, mendapat banyak kritik baik dari pakar media maupun masyarakat awam. Isi media tidak lagi mencerminkan asas-asas demokrasi, tidak menyediakan ruang bagi khalayak untuk bersuara. Televisi di Indonesia saat ini tidak lebih dari sampah-sampah yang mampir di ruang senggang kita.

Salah satu yang paling digemari dari masa ke masa adalah sinema elektronik (sinetron) yang kebanyakan mencapai ratusan episode. Sinetron-sinetron itu tidak hanya membosankan dari segi cerita, tetapi juga mengajarkan gaya hidup bermewah-mewah, perebutan harta warisan dan sebagainya. Tidak ada satu pun yang mencerminkan budaya asli Indonesia.

Maka tidak heran jika masyarakat Indonesia berperilaku sangat konsumtif. Bandingkan dengan Korea. Negara ginseng itu memproduksi sinema yang memuat kearifan lokal setempat, contoh kecil yaitu menundukkan badan ketika bertemu orang. Drama Korea dinikmati hingga Eropa, memungkinkan warga dunia mengetahui dan mengenal budaya Korea lebih dekat. Begitulah seharusnya.

Apa yang masyarakat lakukan, adalah cerminan dari apa yang mereka tonton. Ada sebuah kalimat yang say abaca dari sebuah buku, berkata, masyarakat yang baik didahului dengan jurnalisme yang berkualitas. Jurnalisme dan media tidak dapat dipisahkan. Saya rasa, masyarakat Indonesia perlu dididik untuk lebih baik, dengan disajikan tontonan berkualitas.

Menurut saya media adalah bagian dari pendidikan. Untuk mencapai kemajuan suatu bangsa, satu hal penting yang harus diperbaiki adalah sumber daya manusia. Memperbaiki isi konten media sama saja memperbaiki pemikiran masyarakat Indonesia, pendidikan dalam bentuk lain. Industri media harus mempertimbangkan pilihan ini. sebab mereka juga punya tanggungjawab publik atas frekuensi yang mereka gunakan untuk kepentingan mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun