Keluarga Udin sebenarnya termasuk keluarga pra sejahtera yang mestinya mendapat bantuan sosial dari pemerintah. Engkus juga sebetulnya berhak mendapatkan Kartu Indonesia Pintar sebagai peserta Program Indonesia Pintar. Namun, Udin mengaku tak tahu menahu mengenai program-program bantuan pemerintah itu. "Ah saya mah orang bodoh. Kalau tidak dikasih ya tidak tahu harus minta ke siapa," gumamnya dengan mimik lugu.
  Namun, satu hal yang sangat ia harapkan adalah: anaknya bisa bersekolah sampai SMK, seperti anak saudaranya yang sudah lulus SMK dan kemudian bisa bekerja di kota. "Saya ingin anak saya sekolah sampai SMK, supaya bisa bekerja yang bener dan punya gaji, jangan terus miskin seperti bapaknya," kata Udin. Ia berusaha tersenyum, meski agak getir. Ia berharap anaknya bisa diterima di SMK kelak, dan pemerintah membebaskan biaya pendidikannya sampai tamat.
  Udin berterimakasih kepada pemerintah yang telah membebaskan biaya sekolah sehingga orang kecil seperti dia bisa menyekolahkan anaknya sejak SD sampai SMP sekarang. Ia juga memuji pemerintah yang telah membangun SD di kampungnya dan dua buah SMP di kecamatan barunya. Memang lokasi SMP baru yang terdekat masih cukup jauh dari kampungnya, tapi Udin merasakan betapa orang-orang kampung yang tinggal dekat ibukota kecamatannya begitu terbantu dengan SMP baru itu.
  Udin berharap kelak pemerintah juga bisa membangun SMP yang tak jauh dari kampungnya, atau setidaknya membangun kelas jauh dari SMP yang sudah ada. Dengan begitu, anak-anak di kampungnya tidak harus pergi jauh untuk menamatkan SMP-nya.
  Harapan Udin sebenarnya sedang terus dipikirkan pemerintah. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus berupaya membantu masyarakat hingga ke kawasa-kawasan pelosok dengan pemerataan layanan pendidikan yang adil, untuk meningkatkan akses pendidikan.
  Kemendikbud menargetkan pada tahun 2017 ini bisa membangun 210 sekolah baru, 2.500 ruang kelas baru, merehabilitasi 41.000 ruang kelas lama, merenovasi 294 sekolah, membangun 2.140 laboratorium atau ruang praktek, dan membuat 1.332 perpustakaan sekokah. Kemendikbud juga terus mengembangkan Program Indonesia Pintar untuk membantu para siswa dari keluarga tidak mampu. Targetnya, tahun ini bisa membagikan Kartu Indonesia Pintar kepada 17,9 juta siswa (www.kemendikbud.go.id, 2 September 2016).  Sasaran utamanya adalah daerah yang masuk kategori 3T (Terdepan, Terluar, Tertingga).
  Desa Sindangsari, tempat tinggal Engkus sebenarnya tidak termasuk kategori 3T. Tapi Udin, orang tua Engkus sangat berharap anaknya bisa dibantu mencapai cita-citanya masuk SMK, agar kelak bisa mendapatkan pekerjaan yang layak supaya tidak terus terkungkung kemiskinan seperti dirinya. *****
Endang Sukendar
esukendar@gmail.com