Diceritakan ada sepasangan keluarga yang hidup di sebuah desa bernama Desa Kurang Sesendok, Kecamatan Geseh Kabupaten Sodrun. Yang laki-laki (suami) bernama Pak Huma dan yang perempuan (istrinya) bernama Bu Spg (Sri Paini Gembiliwati). Pak Huma adalah seorang pns di kantor bapeda Kab.Sodrun, sedangkan Bu Spg sehari-harinya di rumah jualan rokok merk Domdondom. Pada setiap hari minggu karena kantor libur Pak Huma sering iseng mengisi waktunya dengan memancing atau jaring ikan di sungai.
Dan pada hari minggu ini kebetulan dia ingin jaring ikan. Peralatan sudah disiapkan semua. Beres,,,pikir Pak Huma,,,tinggal berangkat. Selanjutnya setelah berpamitan dengan istrinya,,,cipika cipiki,cium jidat cipok bibir,,,muacchhh,,,ceplok,,,Pak Huma segera berangkat menuju sungai. Dia berjalan kaki karena sungainya tidak terlalu jauh dari rumahnya. Setelah melewati beberapa tambak-tambak sampailah Pak Huma disungai. Pak Huma mencari tempat yang strategis untuk menjaring. Dia segera mengeluarkan peralatannya. Namun dia nampak kebingungan karena alat vitalnya ketinggalan,,,hehehe,,,maksutnya alat vital menjaring. Jaring Hak huma ketinggalan. Bagimana ini,,,batinnya. Yups,,,telepon istri untuk nganter jaring aza kan ndak jauh cuma melewati beberapa tambak ikan warga aza.
Sambil menggerutu Bu Spg yang telah menerima telepon dari Pak Huma segera berangkat mengantar jaringnya. Namun saat melewati tambak ikan milik salah satu warga dia dicegat pemilik tambak yaitu Mbah Gatho Loco.
Mbah Gatho: Hai!!!!,,,berhenti!!!,,,mau mencuri ikan ya!!!
Bu Spg: Jangan asal tuduh ya sampeyan Mbah Gathèl!!!
Mbah Gatho: Lo kok Mbah Gathèl,,,
Bu Spg: la situ namanya siapa,,,Gatho Loco kan,,, disingkat Gathèl
Mbah Gatho: yang lebih keren dikit dong kalo nyingkat Mbah Gaco kek
Bu Spg: suka-suka gua dong
Mbah Gatho: ooo,,,pantesan ikan saya di tambak sering hilang ternyata Bu Spg ya yang mencuri,,,ibu
harus ikut saya ke kantor polisi untuk saya laporkan.
Bu Spg: lo kok saya yang dituduh mencuri,,,mana buktinya?
Mbah Gatho: oke,,,ibu mau bukti,,,tuh jaring yang ibu bawa sebagai buktinya.
Blaik,,,bener juga kakek ganjen satu ini,,,selain ganjen karena telah berhasil memikati banyak janda-janda Mbah Gatho Loco juga memang jeli akalnya. Aku harus berpikir keras mencari akal untuk melawannya,,,bathin Bu Spg. Yups,,yuhuiiiiiiii,,,kikuk-kikuk,,,akhirnya dapat.
Bu Spg: oke mbah Gathèl,,,kalo masalah alat bukti,,,mbah juga saya laporkan ke polisi.
Mbah Gatho: lho kok,,,
Mbah Gatho Loco nampak kebingungan,,,matanya melotot menatap Bu Spg. Beberapa detik setelah menatap Bu Spg pikirannya mengembara melayang kemana-mana, teringat pada seorang janda keturunan India yang pernah dikikuk-nya,,,benar-benar semok bin bahenol mirip gitar spanyol,,,mirip Bu Spg. Jakun lehernya naik turun menelan ludah.
Bu Spg tersenyum menang setelah melirik raut muka Mbah Gatho yang lagi birahi.
Bu Spg: ayo mbah,,,kalo mau lapor polisi,,,kita lapor sama-sama.
Mbah Gatho: salah saya apa kok mau dilaporkan balik
Bu Spg: mbah saya laporkan kalau mbah mau memperkosa saya.
Mbah Gatho: kok bisa,,,saya menyentuh ibu saja tidak
Bu Spg: ya bisa,,,karena Mbah Gathèl juga membawa alat bukti
Mbah Gatho: mana alat buktinya?
Bu Spg: tuh,,,! (menunjukan dengan jari)
Mbah Gatho: mana???,,,apa???,,, saya gak bawa apa-apa
Bu Spg: itu,,,! (menunjuk lagi ke arah retsleting celana yang dikenakan Mbah Gatho)
Mbah Gatho: mana?,,,masa celana saja bisa sebagai alat bukti mau memperkosa,,,gak nyambung
Bu Spg: bukan celananya Mbah Ganjen,,,tapi isi dalamnya,,,”kenut”yang ada dalam celana itu.
(sambil menunjuk lagi)
Mbah Gatho: cleguk,,,glodak,,,licin pula ibu bahenol satu ini (kata di bathinnya)
Saat mereka berdua masih rame meributkan alat bukti masing-masing, lewatlah Pak Agil Kusmaedi seorang agen Pamong Praja yang terkenal baik dan suka mendamaikan warga yang bertikai, ada-ada saja akalnya. Sampai-sampai warga menjulukinya Pak Cerdas (cermine nek ndas,,,alias Pak Botak)
Pak Agil: ada apa ini kok saya lihat dari kejauhan terjadi dialog yang nampak hangat (sambil
mengopetkan ekor matanya ke bodi Bu Spg)
Bu Spg yang dilirik merasa,,,kemudian dia menceritakan apa yang terjadi sehingga terjadi keributan antara dia dan Mbah Gatho Loco.
Pak Agil: ooo,,,begitu tah,,,begini saja,,,sebaiknya damai saja lah,,,win win solution,,,semua
untung tidak ada yang merasa dirugikan,,,kesenangan dibalas kepuasan,,,setuju to?
Mbah Gatho: caranya gimana pak?,,,masa bisa?
Pak Agil: bisa mbah,,,tidak usah sampai ke polisi segala nanti urusan malah menjadi
runyam,,,cukup di tangan agen Pamong Praja saja.
Bu Spg: terima kasih sebelumnya pak,,,bapak memang cerdas,,,bagaimana win-winnya pak?
Pak Agil: begini saja,,,biarkan Bu Spg menjaring ikan di tambak Mbah Gatho.
Mbah Gatho: wah,,,ndak bisa dong,,,la terus saya gimana,,,saya rugi dong.
Pak Agil: sabar,,,jangan marah dulu mbah,,,sebagai balasannya yang setimpal Bu Spg juga harus
merelakan mbah Gatho memperkosa ibu,,,beres to,,,impas,,,kesenangan dibalas kepuasan,,,Bu Spg senang dapat ikan Mbah Gatho puas dapat daging,,,tak perlu meributkan alat bukti,,,tak ada masalah lagi kan,,,dan tak perlu ada lapor-laporan ke polisi.
Mbah Gatho: hhmmmm,,,cleguk,,,kikuk-kikuk,,,prikitiew,,,eng ing eeeeeennnnnggggggg,,,Pak Agil
memang agen yang sangat cerdas,,,terima kasih banyak pak saya amat sangat setuju sekali,,,terima kasih,,,terima kasih,,,nanti ada porsekot untuk bapak.
Pak Agil: sama-sama Mbah,,,ibu?,,,bagaimana?,,,amat sangat setuju sekali juga?
Bu Spg: bener nek kurang sesendok,,,geseh,,,sodrun,,,setuju kepalamu botak itu! (sambil
ngebyoke jaringnya ke kepala Pak Agil)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H