Mohon tunggu...
Kencana Agung
Kencana Agung Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya merupakan mahasiswa Ilmu Sejarah di Universitas Sumatera Utara. Menjabat Sebagai Ketua Umum KOMPAS USU (Korps Mahasiswa Pencinta Alam dan Studi Lingkungan Hidup) periode 2024

Hobi saya adalah membaca dan berpetualang di alam bebas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tan Malaka dan Persatuan Perjuangan Dalam Gejolak Revolusi Indonesia

24 Mei 2024   13:00 Diperbarui: 24 Mei 2024   13:04 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

17 Februari 1946  bertepatan dengan umur  Negara Indonesia yang baru berumur enam bulan, Persatuan Perjuangan melakuakan demontrasi di seluruh indonesia dengan tuntutan kemerdekaan 100% serta terlaksananya minimum program persatuan perjuangan. Bunyi dari tuntutan demonstrasi tersebut yaitu menuntut  keras agar terlaksananya:

  1. Isi Minimum Progam (7 Pasal). 

  1. Penarikan Tentara Inggris-NICA dari Indonesia. 

  2. Lenyapnya Pengadilan dan Polisi Internasional dari Indonesia. 

  3. Kembalinya Pemuda dan Gadis Indonesia yang ditawan oleh Belanda dan Inggris. 

  4. Membatalkan perundingan dengan Kerr dan Van Mook, sebelum syarat-syarat atas pengakuan Indonesia Merdeka 100% (secara Internasional) diperoleh.

17 Maret 1946 menjadi titik kemunduran dari persatuan perjuangan. Dalam kongres keempat di madiun ini Tan Malaka serta beberapa tokoh lainnya seperti Soekarni, Abikusno, Mohammad Yamin, Sukarni, Sayuti Melik, dan Chaerul Shaleh ditangkap atas perintah perdana menteri Syahrir karena sudah terlalu lama menjadi penghalang bagi politik diplomasi pemerintah. Sebulan kemudian sisa-sisa dari simpatisan perjuangan mengadakan rapat dengan menghasilkan mosi yang intinya memepertanyakan tindakan pemerintah atas penangkapan para pemimpin persatuan perjuangan. Sekitar bulan juni 1946 para pendukung persatuan perjuangan dan Tan Malaka yang dimotori oleh Mohammad Yamin dan Adam Malik menangkap Sutan Syahrir dengan tujuan agar pemeritah dalam hal ini Presiden Soekarno segera mengadopsi cita-cita persatuan perjuangan yaitu merdeka 100% dengan minimum programnya. Tanggal 3 Juli 1946 perseteruan semakin memanas, dalam hal ini tentara turut terlibat menuntut agar membebaskan para tahanan yang terlibat pada bulan juni dan membubarkan kabinet Syahrir. Pemerintah justru malah menyalahkan Tan Malaka yang sedang mendekam di penjara atas tuduhan upaya kudeta terhadap pemerintah. Tan Malaka mendekam di penjara tanpa pernah diadili hingga dua tahun kemudian. Selama mendekam dua tahun di penjara Tan Malaka menulis otobiografinya yang berjudul dari penjara ke penjara.

Sumber:

Artono, Rohman A. 2017.  "Peran Persatuan Perjuangan Dalam Revolusi Indonesia Tahun 1946". Avatara E-Journal Pendidikan Sejarah Volume 5, No. 3, 2017.

Poeze, H. A. 2008. Tan Malaka, Gerakan Kiri, Dan Revolusi Indonesia Jilid I. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008

Rambe, Safrizal. 2013. Pemikiran Politk Tan Malaka Kajian Terhadap perjuangan Sang kiri Nasionalis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun