Di suatu malam yang kelam, Bayu terbaring dengan badannya yang sudah tidak bertenaga. Penglihatannya buram dan berkunang. Ia tidak mengingat apapun yang terjadi malam itu. Saat ia melihat ke atas, terlihat sebuah siluet yang tidak asing baginya.
Siluet tersebut adalah bocah berkulit hitam dengan rambut keriting yang sedang mengarahkan sebuah senapan ke kepala bayu. Melihat hal tersebut, Bayu seketika mendapatkan ingatannya kembali.
Bayu merupakan seorang prajurit TNI AD. Saat itu tahun 2001, Bayu ditugaskan dengan Kontingen Pasukan Garuda di Sierra Leone yang saat itu sedang mengalami perang saudara. Ini merupakan pertama kalinya Bayu harus bertugas di luar negeri.
Sebelum ia berangkat bertugas, ia meminta restu dari kedua orangtuanya. Bayu adalah anak yang selalu patuh kepada kedua orangtuanya, ia tidak pernah membangkang dan selalu menuruti perkataan mereka. Saat pamit, Ayah Bayu berpesan kepadannya.Â
"Ingat ya nak, jaga dirimu baik-baik, dan jangan lupa untuk beribadah,"
Saat bertugas, Bayu tidak lupa dengan perkataan ayahnya. Ia selalu beribadah dan tidak lupa kepada tuhan.
Di sebuah desa terpencil, para warga dikejutkan dengan kedatangan belasan truk yang berisi orang-orang yang mengenakan helm dan rompi biru.Â
Terlihat jelas helm dan rompi yang bertulis dua huruf "UN" berwarna putih dengan besar. Bayu yang sedang berada di dalam salah satu truk tersebut melihat para waga desa yang menyambut mereka dengan bahagia dan antusias meskipun berada di bawah matahari yang terik di siang hari.
Setelah disambut oleh kepala desa, para tentara Pasukan Garuda mulai membagikan barang kebutuhan pokok kepada para warga desa. Mereka membagikan berbagai barang jenis mulai makanan dan air hingga pakaian dan peralatan masak.