Hanya yang dibutakan matanya, ditulikan telinganya dan disempitkan dadanya yang tidak bisa melihat, mendengar dan merasakan pencapaian kinerja presiden Jokowi dalam 2 tahun ini.
Baru di masa presiden Jokowi ini seseorang membaca koran atau melihat berita TV tentang eksekusi suatu program, pembangunan suatu proyek, perbaikan layanan instansi dan bermacam kegiatan pemerintah yang lain, lalu terbersit di kepalanya pertanyaan: "Presiden yang sebelumnya ngapain ya?"
Banyak lagi pencapaian-pencapaian yang bisa dipaparkan detil-detilnya oleh para pendukung Jokowi, tidak mampu saya ungkapkan di sini. Kinerja Jokowi sebagai presiden lebih baik dari presiden-presiden sebelumnya, kata mereka. Gaya kepemimpinan Jokowi yang jujur, tegas, sederhana dan kerja nyata sesuai dengan kebutuhan terkini bangsa Indonesia.
Kerja, Kerja, Kerja...!!! Itu jargon dan filosofi kepemimpinan Jokowi. Cek sendiri hasil terkini kinerja anak buahnya di lapangan, tidak doyan laporan anak buah yang mungkin ABS. Paksa anak buahnya untuk mencapai target-target yang bombastis, semacam listrik 35 ribu Megawatt, Tax Amnesty 4000 triliun, yang dinilai tidak masuk akal oleh para ahli di bidangnya. Persis gaya manajer perusahaan swasta melecut anak buahnya.
OK, baiklah. Laporan statistik 2 tahun Jokowi memang bagus, entah dipermak oleh BPS atau tidak, anggap saja betul. Setiap hari Jokowi dikuntit wartawan kecuali saat tidur dan mandi, setiap hari Jokowi diberitakan. Rakyat tahu setiap hari Jokowi kerja, tidak ada liburnya, baiklah, harus diakui.
Tapi. Nah ini kita mulai ke pokok, kembali ke judul. Jokowi itu bisanya cuma kerja. Seperti seorang General Manager yang menyapu bersih semua pekerjaan dengan pencapaian yang mungkin bisa melebihi target. Lain dengan Director atau Owner yang Komisaris, memiliki cara pandang lebih luas dan pemikiran besar strategis jangka panjang.
Jokowi tinggal mengerjakan semua yang sudah dirancang perencanaannya oleh era pemerintahan SBY. Dulu saat kampanye untuk DKI1 Jokowi mengatakan sndiri, lemari Bappeda sudah penuh dengan cetak biru rancangan untuk pembangunan Jakarta, tinggal melaksanakan. Demikian juga dengan Indonesia, semua rancangan sudah tersedia, tinggal mengerjakan.
Siapa yang merancang ? Siapa yang menyiapkan ? Ya tidak bukan, tidak lain adalah Bapak presiden SBY, sang jendral pemikir bersama para pembantunya.Â
Dulu setelah Pak Harto mundur, mungkin masih kepikiran tentang negerinya, apakah generasi penerus bisa menghandle Indonesia yang sebesar ini. Ruslan Abdul Gani yang mengunjunginya mencoba menghibur. "Tenang saja. Sekarang Indonesia dipegang oleh kader terbaik lulusan Akmil. Kalau sampeyan dulu digelari sebagai Smiling General, penerusmu ini dikenal sebagai Thinking General". Memang sih, Pak Harto menjawab nyelekit saat itu. "Memimpin itu jangan kokeyan mikir thok, tapi juga mengerjakan."
Bila sekarang kita membaca berita presiden Jokowi meresmikan suatu proyek, proyek tersebut telah dimulai pembangunannya oleh presiden SBY. Bila presiden Jokowi sekarang mengerjakan suatu proyek, proyek tersebut sudah dirancang oleh presiden SBY tinggal dilaksanakan.
Bila sekarang presiden Jokowi merencanakan suatu proyek dan menyiapkan segala peraturan perundangan pendukungnya, proyek tersebut sudah diangankan, diinginkan, diharapkan dan sudah masuk dalam daftar rncana proyek yang akan dirancang oleh presiden SBY. Sudah masuk dalam roadmap pembangunan jangka panjang presiden SBY.
Makanya setiap muncul kekaguman terhadap apa yang dicapai presiden Jokowi sekarang dan nanti, berterima kasihlah kepada presiden SBY. Bahkan untuk setiap ikan teri, ikan kakap dan ikan paus yang dijaring oleh KPK, semua ikan tersebut presiden SBY yang menebar dan memeliharanya, untuk dipanen saat ini dan nanti.
Jujur terus terang tanpa tedeng aling-aling saya di sini terkesan membela SBY. Memang. Karena saya dulu mencoblos SBY dua kali Pilpres. Sebagai yang dulu pernah mendukungnya, kini pun harus membelanya, meski sebagai rakyat tidak pernah merasakan dibela SBY.
Cuma mau mengingatkan rakyat Indonesia sekalian, saat peringatan 2 tahun Jokowi-JK, 3 tahun, 5 tahun, dan tahun-tahun selanjutnya pemerintahan Jokowi kalau ada, camkan ini.
Setiap pencapaian kinerja Jokowi, adalah hasil perencanaan SBY.
Hehehehe.......
sumber gambar: nasional.kompas.comÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H