Mohon tunggu...
Absah
Absah Mohon Tunggu... -

Mampir ngguyu...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

SBY: Without Action

29 Agustus 2016   15:03 Diperbarui: 29 Agustus 2016   15:12 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Mantan Presiden SBY mengkritik Presiden Jokowi dalam orasi ilmiah acara wisuda Sarjana Universitas Al-Azhar Indonesia 27 Agustus 2016.

"Saya sering mendengar kita ini bangsa maritim, negara kepulauan wajib hukumnya harga mati pembangunan kita berwawasan maritim. Tapi yang saya dengar, yang saya ikuti sebatas retorika,"

"Without action, without policy, without actual program to be implementation" kritik SBY.

Lhoh.. yang sudah dikenal punya trade mark presiden without action itu siapa, ya? Bukannya, bukan orang lain? hehe...

Lagi-lagi pak SBY mampu membuatku terperangah. Presiden pilihanku di Pilpres 2004 dan 2009 ini, seingatku tak pernah membuatku terperangah ketika masih menjabat sebagai presiden. 

Kalau pak SBY sering membuatku geregetan, memang iya. Hingga saat kasus Antasari mencuat, geregetanku tak tertahan lagi untuk meng-sms beliau agar segera action. Kasus Antasari itulah yang menjadi sign bagiku, untuk membuang harapanku dari beliau, lalu mengirim sms terakhir: pernyataan menyesal memilih beliau dalam Pilpres.

Dulu pernah mengkritik Jokowi, jangan gemar beretorika. Bikin aku terperangah saja, dan mungkin juga banyak rakyat lainnya. Lhoh... bukannya pemegang hak paten pencitraan di Indonesia, dan ahli dalam bertutur santun, indah, dan intelek dalam retorika adalah beliau sendiri ?

Pak SBY mampu membuatku terperangah justru saat beliau sudah tidak menjabat sebagai presiden lagi. Di awal Presiden  Jokowi menjabat, setiap membaca berita kegiatan presiden melakukan ini dan itu, aku terperangah.

Aku terperangah bukan kepada presiden Jokowi. Yang beliau lakukan menurutku biasa saja, wajar-wajar saja, tidak luar biasa apalagi fenomenal.

Setiap membaca berita kegiatan presiden Jokowi, aku terperangah kepada mantan presiden SBY. Seketika tersentak pikiranku, ini presiden Jokowi mengerjakan ini, lha presiden Kemaren ngapain ?

Trade mark master of pencitraan sudah diakui sejak masa pak SBY masih menjabat. Secara pribadi banyak ku tiru teknik pak SBY dalam caranya bertutur kata, pengucapan, pengaturan jeda antar kata dan kalimat, pilihan kata-kata, juga gaya dan gerak tubuh saat berpidato.

Gelar no action dalam metode kepemimpinan auto pilot dari pak SBY juga kemudian ku akui dan ku terima. Bukankah dalam cerita kungfu, jurus "gerak dalam diam" adalah ilmu yang tertinggi. Seperti tidak melakukan apa-apa, tapi sebenarnya sedang melakukan.

Sepuluh tahun masa pemerintahan pak SBY, negeri Indonesia relatif tenang dan stabil dalam dunia perpolitikan. Alam mendukung dengan melambungnya harga-harga komoditi yang juga banyak dimiliki Indonesia, sehingga perekonomian negara terjaga, rakyat berkecukupan tanpa resah.

Dalam masa tenang tanpa gerak itulah calon pemimpin penerus pak SBY bisa mempersiapkan diri, membekali diri dengan semua prasyarat yang diperlukan untuk nantinya muncul untuk memimpin negeri Indonesia.

Pak SBY bagai air yang tenang tapi menghanyutkan. Ketenangannya memungkinkan kodok untuk tumbuh berkembang mempersiapkan diri. Sedangkan buaya, biawak dan berbagai binatang buas lainnya terlena, tahu-tahu hanyut. Baik hanyut di masa pak SBY maupun di masa sang kodok menepi keluar dari air dan mulai beratraksi dan bernyanyi.

Jadi, without action itu sebenarnya untuk orang yang tepat, seperti pak SBY, adalah hal yang positif. Pak SBY menjadi dirinya sendiri, tidak memaksakan diri untuk meniru atau menjadi orang lain. No action adalah action dari pak SBY. Seperti tidak memilih adalah juga suatu pilihan.

Seperti kata orang bijak, dalam segala kejadian selalu ada hikmah yang bisa diambil. Maka dalam ketidakjadian, hasil dari no action, juga ada hikmah yang bisa diambil. Dan hikmahnya, juga bisa diambil, atau tidak diambil.

Tapi bila pak SBY menunjuk presiden lain, Jokowi, menyebutnya without action, sudah tentu membuatku terperangah, terhenyak, tergelitik.

Apa ini andil pak SBY dalam masa kepemimpinan presiden Jokowi, ya? Ibarat selingan humor guyon dalam lakon serius kerja Jokowi?

Hehehe.....

sumber gambar: kompas.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun