[caption id="attachment_123992" align="aligncenter" width="185" caption="Damarwulan"][/caption]
Satu lagi penerus Ken Dedes dan Ken Arok yang terkenal dan berjaya di tanah Jawa, penerus kerajaan besar Majapahit, Raden Damarwulan. Sayangnya ia harus mati dengan tragis karena ketidakadilan yang terdapat dalam kitab Pararaton dan dituliskan sebagai naskah drama terkenal oleh pengarang Indonesia Sanoesi Pane dalam karyanya SANDHYAKALA NING MAJAPAHIT.
....
Keterangan:
Akhir cerita drama Sandhyakala Ning Majapahit ini lain sekali dengan buku yang dijadikan dasar penulisan cerita itu, yakni Serat Damarwulan. Sanusi Pane mengatakan bahwa sebagai dasar penulisan drama Sandyakala Ning Majapahit adalah Serat Damarwulan dan cerita Raden Gajah yang terdapat dalam Pararaton.
Cerita Damar Wulan diakhiri dengan kebahagiaan. Keberhasilan Damar Wulan membawa kepala Menak Jingga ke Majapahit menyebabkan dia menduduki tahta kerajaan serta dinikahkan dengan sang ratu. Damar Wulan bergelar Prabu Brawijaya serta hidup dengan kejayaannya. Sebaliknya, Sandyakala Ning Majapahit diakhiri dengan peristiwa yang tragis. Di samping Damar Wulan tidak dinikahkan dengan Ratu Majapahit, dia juga dituduh sebagai pengkhianat. Tuduhan itu mengakibatkan Damar Wulan dihukum mati. Sepeninggal Damar Wulan, kerajaan Majapahit diporakporandakan balatentara dari Kerajaan Bintara.
.....ting nang...ting...nung...dug...dug...dug....
(dalang menutup layarnya)
-tamat deh-
- sumber tulisan dan gambar: mbah google dan facebook (keywords: Sanusi Pane, Damarwulan, Sandhyakala Ning Majapahit)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H