this poem is based on the ATW's concept..
Pembabakan Sampai Habis
nostalgi.
kala itu kata-kata indah luruh dari jemala kita lalu tanggal pada bibir-bibir teramat manis,
mereka merupa cerita-cerita abadi dalam kenanganmu yang paling fani
cela.
sungguhpun dalam duniaku tidak ada nenek yang memberi apel,
tidak ada ibu yang malas mencukur rambut anaknya,
tidak ingin kusinggung pula peri bertanduk yang sensitif pada logam.
hidup ini hampir-hampir paripurna, sedang aku tergelincir mencipta retisalya dalam dirimu
wipati.
kecewamu bak amerta.
bahkan euonia menjadi semu.
lantas dirimu terus tumbuh pada bait-bait elegi
asa.
demi deklarasi penyesalan,
senantiasa merapal seribu maaf,
diharapkan kelak menjadi sumber terima kasihku,
usai.
hingga anestesi menjalari sekujur tubuhku.
kata maaf juga bisa jemu, ia menjadi asing tanpa nelangsa.
Semarang, 22 Juli 2020
#sagittaries *^_^*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H