Dari zaman Adam dan Hawa sampai sekarang, kekerasan adalah hal yang tidak dapat dihindari dalam peradaban manusia. Bahkan banyak orang yang menyukai kekerasan di zaman mana pun. Zaman dahulu ada gladiator dan eksekusi pelaku kriminal di tengah kota untuk menjadikan kekerasan sebagai sarana hiburan, sekarang ada pertunjukan seperti Ultimate Fighting Championship dan Tinju.
Jadi manusia dan kekerasan sudah seperti lebah dan madu. Dimana ada kumpulan manusia apalagi yang tidak terdidik pasti ada kekerasan entah karena alasan yang jelas atau pun karena hanya sifat egoistis yang dimiliki oleh setiap orang. Apalagi jika tidak ada pihak yang berwenang di sekitar perseteruan tersebut. Manusia akan berusaha menghilangkan kompetisi yang dianggap bisa mengancam kesejahteraannya meskipun terkadang anggapan itu salah.
Secara alami, sifat dasar manusia memang jahat, egois, angkuh, iri hati, dan rakus. Ini semua disebabkan oleh keinginan mendasar setiap makhluk untuk bertahan hidup sehingga sering kali manusia menghalalkan segala cara untuk memenuhi agendanya sendiri salah satunya menggunakan kekerasan. Kebutuhan manusia yang saling menghalangi lah yang menyebabkan konflik dan bisa berkembang menjadi kekerasan karena sama-sama egois dan tidak ingin mengalah.
Secara umum, kekerasan dapat didefinisikan sebagai perbuatan seseorang atau sekelompok orang yang menyebabkan cedera atau hilangnya nyawa seseorang atau dapat menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain. Ada 3 faktor yang menyebabkan kekerasan. Pertama ada faktor individu, penyebab perilaku kekerasan menurut teori ini adalah faktor pribadi dan faktor sosial. Faktor pribadi yaitu meliputi kelainan jiwa, seperti psikopat, stres, depresi, serta pengaruh obat bius. Sedangkan faktor yang bersifat sosial antara lain seperti konflik rumah tangga, faktor budaya, dan media massa.
Yang kedua adalah faktor kelompok. Menurut teori ini, individu cenderung membentuk kelompok dengan memprioritaskan identitas berdasarkan persamaan ras, agama, atau etnis. Identitas kelompok yang cenderung dibawa ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain ini rawan menyebabkan benturan antara identitas kelompok yang berbeda dan kemudian menjadi penyebab kekerasan. Contohnya ada pada perkelahian antar pendukung klub bola saat pertandingan di stadion.
Yang ketiga ada faktor dinamika kelompok dimana perubahan-perubahan sosial terjadi sedemikian cepat dalam sebuah masyarakat dan tidak mampu direspon sama cepatnya oleh sistem sosial dan nilai masyarakatnya. Yang akan saya bahas secara lebih spesifik dalam artikel ini adalah yang kedua yaitu bentuk ekstremisme dalam perbedaan ras, agama, atau etnis.
Pertama saya akan membahas kenapa orang-orang bisa melakukan kekerasan karena unsur agama. Setiap masalah ini tentunya disebabkan oleh sifat dasar manusia tadi dan dalam hal agama yang menyebabkan adalah rasa angkuh atau bisa disebut primordialisme yaitu merasa dirinya yang paling benar, akibatnya dia tidak terima jika dirinya salah karena dia menganggap dirinya tak pernah salah jadi dalam pikirannya kekerasan tersebut diperbolehkan karena lawannya lah yang salah meskipun kenyataan berkata sebaliknya.
Hal lain yang dapat memicu kekerasan akibat agama adalah indoktrinasi ajaran yang ekstrim. Misalnya pemimpin agama berkata bahwa jika pelaku melakukan bom bunuh diri dia beserta seluruh keluarga dan sahabatnya akan masuk surga. Ini lah yang menyebabkan pelaku merasa seperti pahlawan walau sebenarnya membahayakan orang-orang lain.
Kedua, kekerasan akibat perbedaan ras bisa disebabkan oleh iri hati,salah satu hal yang saya sebutkan tadi yang menjadi sifat dasar manusia. Misalnya terjadi krisis ekonomi, ras A jatuh miskin. Tapi mereka melihat ras B yang hidupnya tetap sejahtera ditengah wabah kemiskinan. Walaupun sebenarnya ras B tidak ada hubungannya dengan krisis ini tapi lebih bekerja keras sehingga bisa berpenghasilan lebih cukup.
Ras A pun iri dan berpikir bahwa kemiskinan mereka disebabkan oleh manipulasi dari ras B meskipun itu tidak benar, akibatnya ras A berusaha menghabisi ras B karena ras B dianggap mengancam kesejahteraan ras A meski anggapan tersebut salah. Ditambah lagi jika ada agenda politik yang bersembunyi di dalam alibi tersebut.
Maka solusi bagi semua permasalahan ini adalah pendidikan. Memang semua kekerasan barusan disebabkan oleh sifat dasar manusia. Tetapi ada manusia lain dengan maksud masing-masing yang memicu sifat-sifat jahat ini. Layaknya arang tidak akan menyala tanpa dipicu sehingga menghasilkan api, sifat alami manusia tidak akan terpicu jika orang tersebut cukup pintar untuk membedakan kebohongan dari fakta.
Tidak ada manusia yang terlahir baik, semua orang terlahir jahat. Orang baik hanya lah orang jahat yang menyadari sifat alaminya dan memutuskan untuk berubah karena dengan kepintaran yang dimiliki manusia harusnya kita bisa sadar bahwa kekerasan hanya akan menimbulkan semakin banyak masalah bagi masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H