Hari ini para menteri berkumpul di Kantor Menteri Ekonomi dengan agenda membahas langkah Indonesia menghadapi perang dagang yang dilancarkan Amerika Serikat. Langkah apa yang akan diambil oleh Indonesia?
Setelah China ,Russia serta Uni Eropa menaikan tarif tambahan barang import dari Amerika Serikat, kemungkinan akan diikuti oleh negara negara lain yang terkena bea tambahan. Langkah Trump dengan alasan ingin menghidupkan industri manufakturnya dan menuding terjadinya pencurian tehnologi mulai mendapat reaksi langkah balasan oleh banyak negara.
Langkah Trump tersebut tidak berdampak ekonomi bagi negara negara Uni Eropa, bahkan sebaliknya mata uang Euro menguat. Didalam negeri Amerika Serikat, Trump mendapat pukulan dengan hengkangnya produsen sepeda motor kebanggaan negeri itu, Harley Davidson yang memindahkan produksinya ke Thailand dan Australia.
Langkah apa yang akan diambil oleh Indonesia?. Sebagaimana telah disampaikan oleh Menkeu Sri Mulyani beberapa waktu silam yang akan membatasi import, pembatasan import dapat dilakukan dengan memberlakukan tarif tambahan, idealnya terhadap produk Amerika Serikat.
Jika negara negara lain mengambil langkah yang sama, langkah Trump menjadi tidak efektif kecuali mengkoreksi harga atau dengan sendirinya terjadi penyesuaian harga.Â
Namun, persoalan yang dihadapi Indonesia adalah melemahnya nilai rupiah yang menimbulkan kenaikan harga dan tarif. Kenaikan harga dan kenaikan tarif yang menyangkut kebutuhan pokok tentunya bukan hal yang populer dan dapat menimbulkan keresahan sosial ditengah masyarakat.
Roda ekonomi Indonesia masih dipengaruhi oleh belanja dalam negeri pemerintah, dampak dari pelemahan rupiah adalah membengkaknya defisit APBN,. Untuk mengatasi agar program tetap berjalan, pemerintah harus menutup defisit APBN dari pinjaman atau menaikan pajak.
Bank Indonesia sudah mengambil langkah menaikkan suku bunga acuan dan melakukan intervensi pasar namun hasilnya belum seperti diharapkan, rupiah terus mengalami pelemahan. Kemungkinan, rupiah akan dilepas mengikuti mekanisme pasar dari pada melepas cadangan devisa untuk intervensi pasar.
Ibarat berperang, pemerintah harus mampu mengukur kekuatan ekonomi tanpa kepentingan politik untuk menghadapi sikap Amerika Serikat yang bisa bertindak sesukanya karena ekonominya sedang bagus bagusnya dengan tingkat pengangguran yang sangat rendah.Â
Yang menjadi kekhawatiran adalah budaya yang sulit dihilangkan, tindakan mark up bukan hanya pada anggaran pemerintah namun juga data dilapangan sehingga data statistikpun tidak sesuai dengan fakta. Akibat data yang tidak akurat seperti itu terjadi ketidak akuratan pula dalam asumsi perhitungan ekonomi dan anggaran pemerintah.
Pemerintah menyatakan ekonomi dalam keadaan sehat, namun banyak terjadi korupsi. Tindakan mark up anggaran yang diterima dimuka dan disebut suap oleh KPK sebagai tindakan suap sangat mungkin terjadi oleh adanya data yang tidak akurat.
Dengan melihat budaya seperti ini, tindakan apa yang akan dilakukan pemerintah menghadapi serangan Amerika Serikat ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H