Mohon tunggu...
Doddy Poerbo
Doddy Poerbo Mohon Tunggu... -

apalah arti sebuah nama

Selanjutnya

Tutup

Politik

Benarkah Ahok Bersalah?

10 Mei 2017   01:17 Diperbarui: 10 Mei 2017   01:36 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua prestasi dan kebaikan Ahok mungkin saja akan sirna oleh sebuah kesalahan dan fenomena Ahok dengan segala pro kontranya akan hilang berganti dengan dinamika politik yang berkembang. Pada dasarnya, politik penuh dengan kepentingan, tidak ada loyalitas dan ketika kepentingannya tidak terakomodir akan berbalik menjadi lawan.

Sejalan dengan perkembangan politik reformasi, bertumbuhan ormas-oramas yang juga dimanfaatkan oleh kontestan politik. Ada atau tidaknya kaitanya antara gerakan umat Islam menentang Ahok, pembubaran ormas HTI dengan alasannya mencerminkan sebuah keadaan dari akibat fenomena pemanfaatan ormas dalam penjaringan suara pendukung kontestan politik.

Ketika kontestan politik meraih kekuasaan, maka pendapatpun dan penilaian  milik kontestan yang memenangi persaingan maka HTI yang dinilai tidak sejalan dengan kekuasaan akan menjadi alasan pembubaran ormas.

Lantas, dengan pembubaran ormas HTI tersebut persoalan selesai ?  Mungkin saja tidak, mungkin hanya memuaskan pendukung kekuasaan untuk sementara. Ketika kekuasaan berganti, bukan tidak mungkin berubah pula dinamika politik.

Ahok harus dipenjara, begitulah kira-kira tuntutan ormas Islam. Ketika tuntutan dipenuhi bukan tidak mungkin menimbulkan rasa puas bagi mereka, namun sebaliknya menimbulkan kemarahan pendukung Ahok yang mungkin saja merasa didzolimi.

Terlepas adil atau tidak, secara normatif hukum sudah dijalankan dan Ahok sudah menghuni Rutan Cipinang. Namun, walaupun sudah diputus, Ahok masih memiliki upaya hukum sehingga masih disebut sebagai  Tahanan, bukan napi. Seperti itu yang disampaikan oleh media yang artinya Ahok belum tentu bersalah.

Banyaknya hamba hukum yang dicokok KPK mengindiksikan  bahwa hukum itu bisa diatur, saksi palsu atau bukti palsupun bisa berlaku.  Seperti itu yang dicoba untuk diangkat oleh team pengacara Ahok untuk mebela Ahok.  Namun, apapun yang disampaikan oleh team pembela Ahok, faktanya vonis bersalah dijatuhkan kepada Ahok dan harus ditahan.

Menjadi tahanan ataupun narapidana pada dasarnya sama menjadi warga binaan yang berkumpul dalam satu komunitas dengan stigma sebagai orang bersalah, orang jahat. Dua tahun dalam kurungan karena statemen yang dinilai membuat ketersinggungan massa karena perbedaan keyakinan. Karena berbeda keyakinan menjadikan manusia berbeda golongan sehingga tercipta stigma golongan moderat dan radikal.

Apakah karir Ahok akan berakhir karena vonis itu ? Bisa jadi memang demikian, namun tak sedikit contohnya kembali terjun dalam dunia politik sekeluar dari penjara. Ahok memang bukan penjahat walaupun berawal dari proses di kepolisian yang menangani perbuatan jahat. Dan apakah Ahok akan bebas dalam proses hukum berikutnya, rasanya sulit kecuali ada ditemukan kesalahan dalam vonis yang dijayuhkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun