Mohon tunggu...
Doddy Poerbo
Doddy Poerbo Mohon Tunggu... -

apalah arti sebuah nama

Selanjutnya

Tutup

Politik

Aksi 112 Dilarang Turun Kejalan, Kalau di Kediaman SBY?

10 Februari 2017   10:13 Diperbarui: 10 Februari 2017   10:54 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Maraknya berita2 hoax dapat menjadi indikasi penyebab lunturnya kepercayaan terhadap penerangan kepada  masyarakat, masayarakat lebih mempercayai apa yang disampaikan oleh tokoh agama melalui ceramah langsung yang  menyebar ke akar rumput. 

Kondisi demikian, dimana para ulama tersebut tidak tergantung  periuk nasinya pada pemerintah,  dengan sendiri dapat bersikap lebih mandiri. Sebutlah mereka adalah orang2 yang independen ini menjadi sebuah kekahwatiran bagi kekuasaan yang boleh dikatakan tidak solid yang disebabkan kekuasaan cenderung  didasarkan pada bargaining politik dari pada sebuah kompromi.

Hal ini disebabkan terlalu banyak partai politik sehingga tidak ada satu partaipun yang menjadi mayoritas mutlak.  Makin banyak yang "merasa" pemimpin, makin rentan terjadinya friksi yang diikuti oleh akar rumputnya.

Parpol Islam sendiri tidak berjaya karena rentan perpecahan sebagai mana juga Islam yang terdiri banyak aliran.  Namun ketika Islam dalam arti secara umum merasa dipinggirkan , dengan mudah muncul persaudaraan yang menghilangkan sekat aliran maupun etnis.  Persaudaraan Islam dengan cepat tumbuh ketika terjadi konflik  di Ambon atau Poso misalnya, bahkan bukan itu saja, konlik yang terjadi antara Palestina dan Israel pun, Islam di Indonesia terbawa dalam emosi persudaraan  dengan Palestina yang Islam.

Apalagi ulamanya dilecehkan, sulit menghentikan gerakan Islam dengan aturan apapun, terlebih akal2an untuk memcari pembenaran karena keyakinan akan kembali pada aturan  Allah yang paling tinggi. 

Suatu saat petinggi parpol menyatkan tidak ada yang perlu dimediasi menyikapi permintaan Rizieq, kalau sikap semacam ini dipelihara, makan yang timbul adalah adu kuat dan menang2an. Dan hal semacam ini bisa menjadi indikasi kekrasan kalangan Islam tak menghendaki Ahok dan gerakan ormas Islam yang berniat mengawal TPS menjadi indikasi kehilangan kepercayaan terhadap pemerintah yang berkuasa saat ini.

Pemenrintahan bisa berganti karena system demokrasi yang ada memungkinkan hal itu, namun bagaimanapun, siapapun yang berkuasa, NKRI tetap bertahan karena sekat enis itu sudah terkikis oleh persaudaraan muslim.  Jangan memilih pemimpin non muslim dalam artian politik kemungkinan timbul karena sikap yang tidak bersahabat dari Ahok sendiri seperti sikapnya kepada Ketua MUI dan itu menjadi celah mengganjal Ahok.

Standar ganda menerapkan peraturan unjuk rasa seperti  sudut pandang terhadap domonstarsi di kediaman SBY dan terhadap aksi umat Islam ini menunjukkan betapa besarnya energi dan biaya yang terkuras kalau tidak pernah terwujud sebuah kompromi yang agaknya tidak akan terjadi jika melihat sikap petinggi parpol, tidak ada mediasi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun