Mohon tunggu...
Doddy Poerbo
Doddy Poerbo Mohon Tunggu... -

apalah arti sebuah nama

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rencana Aksi 212, Efektifkah ?

21 November 2016   01:43 Diperbarui: 21 November 2016   02:05 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkaca dari peristiwa aksi 4 November (411) yang dibumbui aksi anarkis, dan aksi saling lapor, kemudian, muncul isu Cash Rush atau penarikan uang secara massal di bank. Terbaru, Ahok juga menuding aksi 411, itu massa bayaran. Para pendemo dibayar Rp 500 ribu. Meski Gubernur DKI  non-aktif, Basuki Tjahaja Purnama  sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan penistaan agama, bukan berarti persoalan selesai. Aksi bela Islam jilid III akan kembali digelar pada 2 Desember mendatang; menuntut Ahok segera dipenjarakan.

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian sendiri menegaskan, pihaknya telah memproses kasus Ahok secara hukum dan akan segera melimpahkan kasusnya ke kejaksaan. Upaya pihak kepolisian ini tak membuat umat Islam, yang tak terima kitab sucinya dilecehkan Ahok, puas. Mereka ingin terus mengawal kasus dugaan penistaan agama ini dituntas: Ahok harus segera dipenjarakan. Pelbagai Ormas Islam  berencana akan kembali mengepung Jakarta. Aksi yang semula direncanakan 25 November, mundur menjadi 2 Desember.

Dilain sisi, Hassan Nasbi yang dikenal sebagai "Teman Ahok" menggagas pengerahan massa dalam parade Bhineka Tunggal Ika yang berjalan lancar. Hal ini menggambarkan tidak terjadi konflik horizontal seperti yang dikhawatirkan melainkan konflik vertikal. Begitu juga dengan pengembangan isu " cash rush" adalah bentuk tekanan terhadap pemerintahan.

Sejak Presiden Joko Widodo menyebut ada aktor politik yang mendompleng aksi demo besar-besaran pada 4 November, isu adanya upaya makar dan penggulingan pemerintahan yang sah berhembus semakin kencang. Wakil Presiden Jusuf Kalla juga ikut menyinggung soal ini saat menjadi pembicara dalam Kongres Keluarga Alumni Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAKAMMI) beberapa waktu lalu. Benarkah demikian ?

Inilah buah dari reformasi setelah amandemen UUD 45 dimana pemimpin dipilih langsung oleh rakyat dimana ketidak puasan rakyat dapat disalurkan melalui unjuk rasa. Persoalan adanya kepentingan politik atau tidaknya sudah berbaur sehingga sulit diambil tindakan hukum terhadap apa yang disebut upaya makar dan penggulingan pemerintahan yang sah. 

Demo massa Islam menuntut penegakan hukum terhadap Ahok memang menjadi pintu masuk gerakan politik yang targetnya mendapat komitment Presiden dan  Presiden berjanji mememuhi tuntutan pendemo secepatnya. Janji Presiden inilah yang menyeret Presiden dalam konflik politik.  Ketika janji itu disebutkan telah dipenuhi dengan ditetapkannya Ahok sebagai tersangka namun persoalan belum juga selesai, rencana aksi demo jilid III berkumandang yang akan dilaksanakan tanggal 2 Desember mendatang ditambah rencana aksi penarikan uang besar2an atau Cash Rush.

Efektifkah aksi  yang dimotori para ulama dan para "pembela" Islam yang menilai Ahok telah menistakan agama Islam ?, Dengan penetapan tersangka kepada Ahok para pendemo setidak2nya memperoleh tambahan moral untuk menuntut lebih besar lagi kepada  Presiden Jokowi.  Parade Bhineka Tunggal Ika, sebut saja menjadi indikasi atau mengukur pendukung pemerintah.  Ternyata parade tersebut berjalan lancar tanpa gangguan yang menjadi indikasi sesungguhnya tidak terjadi konflik horizontal melainkan konflik vertikal dan Ahok menjadi jalan masuk kedalam krisis politik nasional.

Berbeda dengan tahun 1998, aksi pendemo berhasil karena terjadi krisis moneter dan terjadi pembangkangan kabinet yang memaksa Suharto turun tahta, aksi kali dipicu oleh statemen Ahok.  Aksi rencana penarikan uang besar2an diperkirakan tidak banyak mempengaruhi ekonomi kecuali diikuti oleh aksi borong dolar yang menyebabkan  terdepresiasinya nilai rupiah. Namun, saat ini cadangan devisa negara lebih baik dibanding 1998 sehingga kemungkinan terdepresiasinya nilai rupiah yang akan berpengaruh pada kondisi ekonomi cukup kecil.

Ibarat buah simalakama, mengikuti tuntutan pendemo akan menunjukkan kelemahan pemerintah yang akan memancing timbulnya aksi tuntutan lainnya, tidak dipenuhi juga akan menimbulkan aksi mengingat janji Presiden. Disamping itu, penggunakan media maya untuk membangun opini sudah tidak efektif lagi  sehingga kestabilan pemerintah menjadi tergantung  dari sikap TNI. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun