Mohon tunggu...
Doddy Poerbo
Doddy Poerbo Mohon Tunggu... -

apalah arti sebuah nama

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ini Penyebab Elektabilitas Ahok Menurun

8 Oktober 2016   23:40 Diperbarui: 9 Oktober 2016   00:39 1729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap pemeluk agama tentunya akan berpegang pada ajaran agamanya yang didalam ajaranya juga terdapat kaedah kaedah atau hal hal yang dibolehkan dan dilarang. Ahok bukan penganut ajaran Islam , ketika bicara tentang ajaran agama Islam langsung disambar lawan  politik sebagai tindakan pelecehan agama, tak urung Ahok harus memberikan klarifikasi.

Kondisi sosial politik masayarakat Belitung Timur yang membawanya terpilih menjadi kepala daerah  tentunya berbeda dengan DKI  sedangkan di DKI adalah fakta yang tidak dapat ditampik menjadi Gubernur DKI karena "warisan" Jokowi yang terpilih menjadi Presiden RI.  Sehingga bisa disebut, terpilihnya Ahok menjadi Gubernur oleh kemenangan yang semu.

Sebelumnya, electabilitas Ahok disebut  tanpa tanding, pastinya akan demikian karena tidak ada parameternya, namun pasca pendaftaran cagub, pemberitaan bergeser didomisasi oleh AHY.  Ini menunjukkan, AHY yang baru dimunculkan lansung menarik minat pembaca dan belakangan lembaga survey meliris hasil survey, jika pada tanggal dilakukan survey, head to head seperti halnya pada pilpres 2014, Ahok diungguli lawannya.

Selama ini jualan prestasi Ahok sangat gencar, semua prestasi diklaim milik Ahok, pendahulunya tidur atau tak berbuat. Terlalu berlebihan seperti itu membuat publik bosan, ketika AHY ditetapkan sebagai cagub, faktor SBY dan rasa ingin tahu membuat pemberitaan dikuasai AHY pada hasil survey pemberitaan. Agaknya hal ini selaras dengan hasil survey yang dirilis oleh LSI, kecenderungan  elektabilitas Ahok mulai menurun.

Walaupun pemerintahan lebih cenderung bergaya liberal, namun tak serta merta dapat merubah  pandangan masyarakat yang lebih cenderung bersifat konservatif, walaupun seabrek prestasi Ahok di blow up jor-jor an, nyatanya tidak mengangkat popularitas  pada survey media. Terlebih Ahok tercebur dalam polemik sentimen Agama yang menjadi citra negatif dalam masyarakat konservatif yang menghendaki pemimpin yang baik budi dan prilakunya.

Namun Ahok tidak terlepas dari faktor Jokowi dan mengklaim dirinya sebagai loyalis sejati, ketika masyarakat merasakan keadaan ekonomi lebih sulit, sentimen negatif bisa saja mempengaruhi pandangan masayarakat terhadap Ahok.  Dalam arti kata, bahwa masyarakat lebih mementingkan perut, manakala perut kosong, pestasi yang diklam sebagai keberhasilan dirinya  tidak efektif untuk menarik simpati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun