Mohon tunggu...
Doddy Poerbo
Doddy Poerbo Mohon Tunggu... -

apalah arti sebuah nama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Karakter 'Mau Menang Sendiri' yang Sebabkan Macet Panjang Saat Mudik?

10 Juli 2016   14:27 Diperbarui: 10 Juli 2016   19:41 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Joke-joke seperti cukup mengena, seperti halnya perilaku anggota kabinet yang rebutan tempat duduk dengan penumpang lainnya atau menteri yang mengusulkan dirut maskapai penerbangan dipecat karena tertinggal pesawat. Artinya, perilaku menang-menangan bukan monopoli rakyat, anggota kabinet pun berlaku sama. Kalau perilaku menang-menangan terjadi di jalan raya, sulit rasanya untuk tertib terlebih pada waktu mudik. Sudah semestinya para petinggi memberikan contoh tertib, bukan sebaliknya ingin diperlakukan istimewa.

Menghadapi banyak orang, yang saya temui bahwa orang akan patuh karena periuk nasinya tergantung pada kita. Kepatuhan akan terbentuk oleh karena kehidupannya dikuasai, ketika seseorang sedang berkuasa, semua akan patuh karena karirnya tergantung dari orang yang berkuasa namun setelah tidak berkuasa, jangankan ditengok, disapa pun tidak. Terbawa keadaan yang demikian tak jarang mantan penguasa dalam tingkatan apapun terjangkit post power syndrome. Sebab, sudah menjadi hukum alam berlaku, orang hanya akan tunduk pada lingkungan tempatnya mencari nafkah. Di luar itu, dia menempatkan diri setara dengan yang lainnya, ditambah prilaku menang-menangan, berlalu lintas juga menang-menangan.

Pemudik adalah masyarakat yang sudah terbiasa dalam perilaku menang-menangan, ditambah ingin unjuk keberhasilan di kampung halaman dan mobil sudah menjadi simbol status sosial. Dalam keadaan seperti yang terjadi di Brebes, pemudik akan sulit diatur, apalagi kesabaran sudah menipis. Namun, apakah harus menyalahkan pemudik? Bisa saja penguasa menyalahkan pemudik yang sulit diatur namun alangkah baiknya menteri juga tidak mencari kesalahan anggota kabinet lainnya sebagai contoh pertanggungan jawab.

Seperti cerita pengalaman saya tadi, berawal dari bekerja pada orang lain yang memiliki aturan harus dipatuhi, suatu saat saya harus mandiri dan harus mampu patuh pada diri sendiri. Perilaku menang-menangan mungkin hanya dapat dirubah dari orientasi menjadi pekerja menjadi upaya mandiri. Tapi rasanya juga sulit merubah mindset yang sudah terpatri seperti itu. Seperti kebiasaan bertemu seseorang yang saya baru kenal, pertanyaanya seragam, kerjanya di mana atau dinasnya di mana? Pertanyaan yang sulit dijawab karena saya tidak bekerja pada siapapun.

Adalah fakta yang tidak dapat dipungkiri bahwa peristiwa kemacetan mudik di Brebes menjadi berita dunia terlebih dibumbui adanya yang meninggal dalam peristiwa tersebut. Macet dan kematian langsung mengundang perhatian namun yang tercermin dari peristiwa itu adalah gambaran karakter bangsa kita yang sulit mengatur diri sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun