Mohon tunggu...
Doddy Poerbo
Doddy Poerbo Mohon Tunggu... -

apalah arti sebuah nama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mbah Marijan Kemana Ya ?

3 November 2010   19:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:52 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kosmologi keraton Yogyakarta, dunia ini terdiri atas lima bagian. Bagian tengah yang dihuni manusia dengan keraton Yogyakarta sebagai pusatnya. Keempat bagian lain dihuni oleh makhluk halus. Raja bagian utara bermukin di Gunung Merapi, bagian timur di Gunung Semeru, bagian selatan di Laut Selatan, dan bagian barat di Sendang Ndlephi di Gunung Menoreh.  Jika kita menengok kebelakang, sejarah perkembangan ajaran islam khususnya di Pulau Jawa, dalam penyebaran ajaran tersebut, terutama dipelopori oleh Sultan Agung Raja Mataran, Islam dapat diterima karena tidak menghilangkan atau menentang budaya jawa yang sudah berkembang sebelumnya yang banyak dipengaruhi ajaran Hindu. Sebagian masyarakat yang menolak ajaran Islam itu bertahan di wilayah pegunungan Tengger atau menyeberang Pulau Bali. Namun demikian, walaupun masyarakat jawa sudah memeluk ajaran Islam, namun budaya yang dipengaruhi ajaran Hundu itu tidaklah luntur.

Penunjukkan kuncen yang pada dasarnya bertentangan dengan ajaran Islam bagi  yang  berpandangan melarang hubungan dengan bangsa Jin, dalam pengertiannya tugas kuncen adalah untuk menciptakan komunikasi dengan mahluk halus yang tak lain adalah bangsa Jin itu. Namun sebagai budaya hal ini tidakalah dianggap sebagai pandangan yang sesat, boleh tidaknya berhaubungan dengan bangsa Jin adalah sebagai pandangan dari tafsir yang dipahaminya.  Boleh tidaknya berhubungan dengan bangsa Jin akhirnya menjadi pandangan masing2 pengikut ajaran islam sehingga keberadaan juru kunci seperti Mbah Marijan diterima sebagai sebuah kewajaran dalam kehidupan sosial masyarakat. Mbah Marijan menjadi kontroversil bukan karena kedudukannya sebagai juru kunci melainkan  karena kenekatannya menghadapi alam merapi.

Sikap mbah marijan menjadi irasional karena kedudukan dan keyakinannya tersebut, demikian juga dengan kebiasaan masyarakat yang melakukan sesembahan atau sesaji. Gunung Merapi tetap meletus sebagai fenomena alam, bukan karena kesaktian Mbah Marijan yang sudah pupus, mbah marijanpun tewas tak mampu menghadapi awan panas merapi. Perginya Mbah Marijan memang membawa duka tetapi mytos gunung merapi masih melekat, masyarakat mulai bertanya pengganti Mbah Marijan sebagai juru kunci merapi. Meletusnya Merapi mungkin saja akan menyadarkan banyak orang yang semula percaya mytos, kuncen itu telah berubah menjadi perlambang kedudukan sosial dalam budaya jawa, tidak ada kesaktian, Mbah Marijan menjadi orang biasa yang tidak dapat melaan kehendak yang kuasa. Walaupun dicari upaya pembenaran, tewasnya mbah marijan akibat berlaku sebagai aktor film iklan, kini masyarakat telah yakin, gunung merapi tak dapat dilawan, berbondong2  masyarakat mengungsi menghindari bahaya letusan merapi yang terus bergolak.

Gunung merapi mungkin saja dihuni mahluk halus gederuwo, kuntilanak, jin iprit, jin oprot karena bangsa jin juga ciptaan tuhan dan hidup dimana saja dalam bentuk energi dalam dunia manusia.  Keyakinan Islam tidak menyatakan manusia yang meninggal berkumpul bersama bangsa jin, tidak pula roh leluhur keluyuran di gunung merapi. Campur aduk kepercayaan itu menumbuhkan mytos, mbah marijan menjadi terkenal karena mytos itu. Antara Mytos, keyakinan dan budaya yang bercampur menumbuhkan pandangan irasional dari orang yang masih waras. Inilah dunia kita, kadang orang waras dianggap irasional karena perasaan yang tidak sesuai, sebaliknya orang berpikir rasional menjadi tidak waras ditengah perasaan yang sedang menghadapi bencana. Mungkin juga menjadi tidak waras jika kita bertanya mbah marijan sedang berada dimana kini, apakah mbah marijan bergabung dengan roh leluhur ditengah mengamuknya merapi. Merapi akan mengamuk terus karena hilangnya sang juru kunci, maka ada yang bertanya siapa pengganti mbah marijan ?.  Menjadi pengganti mbah marijan tidak perlu bagi2 sembako atau saweran, namun mytos itu apakah akan tetap bertahan, mytos yang membawa Mbah Marijan menjadi orang terkenal, lebih terkenal lagi setelah tubuhnya terpanggang panasnya awan merapi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun