Mohon tunggu...
Doddy Poerbo
Doddy Poerbo Mohon Tunggu... -

apalah arti sebuah nama

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jangan Membuat Yahudi Tertawa

11 September 2010   18:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:18 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peringatan tragedi 11 September diperingati untuk yang kesembilan kalinya di Amerika Serikat. Perayaan tersebut digelar di Ground Zero di New York, Pentagon dan Pennsylvania. Wakil Presiden AS Joe Biden dan Walikota New York Michael Bloomberg, ikut menghadiri peringatan tahunan ini. Dalam ritualnya, nama 2.752 korban yang tewas saat serangan 11 September, seluruhnya dibacakan. Perayaan dimulai dengan paduan suara yang menyanyikan lagu kebangsaan AS. Lalu orang-orang menaruh foto keluarga mereka yang tewas saat dua pesawat yang dibajak ini menabrak menara kembar WTC. Presiden AS Barack Obama sendiri mengikuti peringatan di Pentagon yang juga diserang oleh pesawat yang dibajak para militan. Perayaan ketiga digelar di Shanksville, Pennsylvania, dimana pesawat keempat yang dibajak diarahkan ke sebuah lapangan. Sehingga membuat total korban serangan ini mendekati 3.000 orang.

Tragedi kemanusiaan yang dialami oleh umat manusia yang sesungguhnya tidak mengerti persoalan politik, begitu juga korban2 pengeboman di Indonesia masih membekas dalam perasaan sanak saudara yang ditinggalkan.  Bagaimanapun, apa yang telah dilakukan tersebut tetap membawa citra Islam yang buruk, namun sebaliknya umat islam memandang Israel lebih kejam lagi walaupun korban yang jatuh tidak pernah sebanyak dalam peristiwa seperti WTC itu dalam satu peristiwa penyerangan.  Baik yang terjadi di Amerika Serikat maupun di Indonesia adalah mereka yang tidak ada sangkut pautnya dengan pertikaian itu tentunya mengundang kemarahan.  Kemarahan dan dendam itu seperti yang ditunjukkan oleh Terry Jones dengan rencananya membakar Al Qur`an disambut lagi dengan kemarahan umat islam, termasuk di Indonesia.

Berawal dari perselihan dibelahan dunia lain yang pada akhirnya memunculkan ajaran agama. Persamaan agama telah membangun kekuatan, kekuatan itu berupa ajaran islam. Tumbuh berkembang menjadi kerajaan Islam berhasil menguasai banyak wilayah yang membuat bangsa Yahudi tercerai berai. Sejalan dengan perkembangan zaman, bangsa Yahudi kembali ke wilayah yang diyakini miliknya dan berbalik menguasai wilayah Palestina. Masing2 mencari dukungan politik, Amerika Serikat yang ekonominya dikuasai bangsa Yahudi menjadi pelindung Israel, sebaliknya negara2  Arab yang mendukung Palestina dipersenjatai oleh Uni Soviet.  Dua negara adidaya  yang terlibat perang dingin itu memanfaatkan komflik tersebut sebagai ajang adu kekuatan. Namun belakangan justru Negara kiblat islam berbalik condong ke Amerika Serikat, begitu juga beberapa negara Arab lainnya seperti Mesir.  Bangsa Palestina seperti tidak memiliki tempat berlindung lagi dan bahkan mengusir dan menangkapi para pejuang Palestina.  Yang menjadi pertanyaan, mengapa banyak negara arab meninggalkan bangsa Palestina ? Jawaban yang paling realistis adalah bahwa negara2 Arab yang islam itu bosan dengan kekerasan. Adalah sebuah pelajaran yang sangat berharga, perang sesungguhnya hanya membawa kesengsaraan.

Namun, umat muslim menganggap bangsa Yahudi adalah musuh Islam, perjuangan bangsa Palestina adalah perjuangan umat Islam yang ternyata mendapat dukungan sebagian umat Islam di Indonesia juga. Perlawanan itupun ditunjukkan dengan melakukan pengeboman seperti di Bali dan di Jakarta yang korbannya adalah bangsa Indonesia sendiri.  Peristiwa  pengeboman yang dilakukan di Indonesia, mungkin akan membuat bangsa Yahudi tertawa terbahak2, musuhnya adalah bangsa Yahudi tetapi yang dibunuh bangsa sendiri. Demikian juga dengan peristiwa WTC, perangnya di Timur Tengah, yang di hancurkan adalah WTC.  Cara berjuang yang sudah keluar dari etika ini tentunya membuat banyak orang marah, salah satunya adalah Terry Jones itu. Dan kemarahan itu sudah tentu pula ditujukan kepada umat islam karena perbuatan yang dilakukan membawa nama Islam, sebuah konsekwensi dari perbuatan yang mengatas namakan Islam. Sebaliknya yang harus juga dilihat oleh umat Islam, adakah pembalasan serupa  oleh mereka yang diserang  oleh kelompok yang menamakan Islam itu ?. Politik yang berbicara,  Afghanistan dan Iraq diduduki oleh Amerika Serikat yang dianggap pelindung islam radikal namun akibatnya sama, lebih banyak lagi yang terbunuh.

Terlepas dari pandangan agama, secara psikologis orang miskin  akan merasa tidak berdaya dan tertindas. Kita lihat dalam keseharian, orang yang mempunyai kedudukan sosial yang lebih tinggi akan lebih dihormati. Sikap bicara kita akan berbeda jika berhadapan dengan tukang sapu dan pejabat. Begitu juga misalnya dalam pekerjaan, sikap kita akan berbeda jika berhadapan dengan pengawai bule. Ini menggambarkan bahwa tingkat kesejahteraan dan sosial  yang rendah akan menempatkan kita pada posisi tertekan. Kecenderungan orang yang merasa tertekan terus menerus akan berakibat pada penguasaan emosi. Makin sejahtera seseorang maka akan lebih mudah menguasai emosinya atau sebaliknya orang yang lebih mampu menguasai emosi akan bekerja lebih baik sehingga memungkinkan lebih sejahtera.  Dari sini kita dapat menilai, tingkat emosional umat muslim di Indonesia sesungguhnya merupakan represntasi dari kejahteraan.

Dalam menyikapi perbuatan Terry Jones, tingkat emosianal yang ditujukan oleh umat islam sesungguhnya sekaligus juga merepresentasikan tingkatan sosialnya. Sikap umat muslim yang sejahtera, emosi lebih dapat dikendalikan. Sebaliknya, pada tingkat sejahtera yang lebih rendah, tingkat emosi akan lebih tinggi.  Jika pembakaran Al Qur`an tersebut dilakukan oleh Terry Jones dan pemerintah tidak berbuat sesuatu maka yang akan menjadi sasaran kemarahan adalah pemerintah. Pada akhirnya mungkin dapat saja menimbulkan penentangan dan demo yang berakhir anarkhis, maka tertawa lagi bangsa Yahudi, Terry Jones yang membakar Al Qur`an, yang dirusak fasilitas umum bangsa sendiri. Mudah2an ini tidak terjadi karena bangsa Indonesia telah sejahtera dan bangsa Yahudi tidak akan tertawa lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun