Mohon tunggu...
Doddy Poerbo
Doddy Poerbo Mohon Tunggu... -

apalah arti sebuah nama

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kyai Cabuli Bocah 11 Tahun

28 Maret 2010   12:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:08 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pondok Pesantren Nurul Hidayah yang berada di Jalan Ngadel Timur, Surabaya, Jawa Timur kembali didatangi ratusan warga, Warga mengusir pengurus pondok agar segera mengosongkan pesantren yang kyainya telah berbuat cabul terhadap dua santriwatinya  yang salah satunya masih berumur 11 tahun.  Pengusiran warga ini sempat diwarnai ketegangan dengan para pengurus Ponpes Nurul Hidayah. Warga yang sudah tidak sabar memaksa keluar seluruh pengurus pondok beserta seluruh barang-barangnya. Istri Kyai M Shodikon alias Imbar Mulyono dan empat anaknya sempat ketakutan saat warga menyerbu masuk ke pondoknya. Beruntung kemarahan warga berhasil diredam oleh Abdulah, seorang tokoh masyarakat. Istri sang "Kyai Cabul" dan keempat anaknya pun selamat dari kemarahan warga. Warga kemudian mengemasi barang-barang milik santri yang masih bertahan di pondok agar segera di bawa pulang setelah Ponpes Nurul Hidayah ditutup paksa. Selain mendatangi ponpes, warga juga menyambangi rumah Kyai M Sodikin yang berada di Jalan Raya Balongsari Praja. Warga juga mengusir istri kelima Sodikin yang bernama Nurul untuk segera meninggalkan rumahnya. Beruntung aksi polisi ini berhasil dihalangi .

Perbuatan sang Kyai tersebut bukanlah untuk yang pertama kalinya, sebelumnya sang kyai telah melakukan perbuatan serupa namun tidak ada tindakan. Agaknya tindakan sang Kyai tersebut mengundang kemarahan warga yang menutup pondok pesantren yang diasuh sang kyai cabul tersebut. Lambatnya penanganan hukum sudah sering membuat warga mengambil tindakan sendiri seperti yang dilakukan terhadap ponpes Nurul Hidayah tersebut. Bukan itu saja, perbedaan fahampun sudah sering menjadi tindakan pengrusakan.

Kasus tersebut makn menambah daftar panjang lembaran hitam sikap yang ditunjukkan oleh pendidik yang mestinya menjadi contoh dan teladan bagi muridnya. Guru yang mencabuli muridnya bukan kali ini terjadi dan juga berujung dengan pembunuhan menambah suramnya prilaku pendidik. Belum lama berselang terjadi hukum tampar terhadap murid dan tindakan kekerasan yang mengakibatkan kebutaan. Kyai bodong, mungkin tepat untuk julukan Kyai Sodikin, kyai yang sudah mempunyai istri 5 orang ini rupanya tak pernah merasa puas, anak berumur 11 tahunpun tetap menarik minatnya.

Kekerasan seksual terhadap anak didik tentunya mengundang kekhawatiran para orang tua, perbuatan seperti yang dilakukan oleh sang kyai bodong tersebut sudah sering diberitakan.  Perbuatan tersebut bukan hanya merusak masa depan muridnya tetapi juga menodai ajaran islam itu sendiri. Sjech Puji yang lolos dari jeratan hukum karena menikahi gadis dibawah umur, seperti juga juragan bensin yang menikahi anak 11 tahun, semua berlindung dibalik ajaran agama. Dalih sah secara agama tersebut memberikan peluang penderita pedopili untuk melaksanakan aksi bejatnya dengan aman. Kita lihat saja perjalanan sang Kyai, beristri satu orang, masih belum puas hingga istrinya berjumlah 5 orang. Dengan istri yang berjumlah 5 orang tersebut, masih pula mencari korban yang tentunya sudah lebih dari dua orang muridnya menjadi korban.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun