Mohon tunggu...
Doddy Poerbo
Doddy Poerbo Mohon Tunggu... -

apalah arti sebuah nama

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Jakarta yang Mengancam

20 Februari 2010   19:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:49 1052
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membentuk alam buatan tentunya akan sulit menandingi alam ciptaan Tuhan. Mengatasi problem banjir dengan membuat  catchment area, tentunya tidak akan seefektif catchment area ciptaan Tuhan. Topografi yang telah terbentuk secara alam, kali ciliwung itu terbentuk dari adanya topografi ciptaan alam, selain lebih mudah penangananya , biayapun tak perlu sebesar pembuatan banjir kanal.

[caption id="attachment_78448" align="alignleft" width="300" caption="Alat ini disamping untuk membangun juga dipakai untuk menggusur"]

[/caption]

Jakarta sebagai pusat perniagaan Indonesia menguasai lebih dari 70 % transaksi dan peredaran mata uang sehingga dibandingkan dengan daerah lain di indonesia, kegiatan perekonomian yang berbasis di Jakarta melibatkan pula banyak orang. Keadaan ini mengundang urbanisasi dari daerah seluruh Indonesia. Masalah urbanisasi yang tidak terkendali telah pula memunculkan pemukiman2  kumuh dan pemanfaatan raung fasilitas umum untuk dijadikan tempat tinggal. Lambanya mengantisipasi masalah tersebut sering menimbulkan bentrokan antara petugas dan masyarakat yang mendudukinya. Sebagian masyarakat pendatang tersebut yang sering dianggap sebagai sampah masyarakat ternyata mengais rezeki dari sampah penduduk ibukota ini.

Masalah sampah, seperti halnya dikota2 besar, selalu menjadi masalah masarakat yang lainnya. Sempitnya lahan menjadi masalah dalam penyediaan pembuangan sampah ini. Dinegara2 maju, disamping mulai mewajibkan penggunaan kemasan ramah lingkungan, juga dilakukan proses daur ulang menjadi bentuk yang bermanfaat untuk kepentingan manusia juga.

Khusus mengenai persampahan, pemerintah daerah bertindak sebagai pemberi jasa dan masyarakat sebagai pengguna jasa tersebut.  Sebetulnya, kota2 besar di Indonesia telah menerapkan management persampahan, namun karena karena retribusinya dimasukkan sebagai sumber APBD, maka pembiayaanya juga melalui APBD sehingga dalam pelaksanaannya akan tergantung dari APBD tersebut. Jika masalah persampahan ini dikelola dengan management tersendiri yang bersifat non budgeter, masalah persampahan ini dapat ditangani secara profesional.  Penetuan tariff retribusi per KK dapat dihitung sesuai pembiayaan kebutuhan pengelolaan sampah tersebut.

[caption id="attachment_78468" align="alignright" width="300" caption="Berebut Daging Qurban"]

[/caption]

Masyarakat Jakarta yang heterogen, tetapi merupakan masyarakat yang masih mempunyai kesenjangan sosial yang cukup lebar antara yang dan yang miskin. Berebut uang zakat, daging qurban dan angpau adalah pemandangan yang lumrah bagi masyarakat Jakarta. Disamping itu, kaum pengemis yang menadah rezeki dimana2 memaksa pemerintah DKI mengeluarkan perda pelarangan pemberian uang kepada kaum pengemis tersebut. Sebagian orang menganggap pengemis, joki  three in one menjadi profesi yang menguntungkan.

Namun demikian, Jakarta juga menjadi kota hiburan, mulai dari hiburan keluarga sampai hiburan pelepas syahwat tertahan.  Tetapi sebuah ciri masyarakat perkotaan yang mudah meledak juga dimiliki oleh Masyarakat Jakarta. Ada hal politik yang diterapkan oleh Pak Harto untuk mengantisipasi masalah kerawanan sosial masyarakat perkotaan yang kurang mendapat perhatian pemerintah saat ini yaitu kestabilan harga sembako.

[caption id="attachment_78472" align="alignleft" width="287" caption="Kerusuhan akibat krisis Ekonomi"]

[/caption]

Pada masa lalu, pengembangan industri di Indonesia didasarkan murahnya upah buruh, namun sebaliknya pemerintah melakukan patokan harga gabah tertinggi. Masyarakat pedesaan yang penurut sebagai produsen pangan harus siap rela melakukan subsidi bagi penduduk perkotaan yang mudah marah jika merasa lapar. Lapangan kerja diciptakan untuk masyarakat perkotaan dengan upah murah namun mampu membeli pangan adalah sebuah strategi politik untuk meredam gejolak sosial masyarakat perkotaan.

Masyarakat perkotaan yang berkumpul akan lebih mudah digerakkan untuk melakukan tekanan terhadap kekuasaan apabila mengalami kelaparan. Sebaliknya masyarakat pedesaan yang relatif terpencar2 akan diam karena sulit untuk dikumpulkan.  Rontoknya ekonomi negeri ini akibat krisis moneter pada masa pemerintahan Orde Baru telah menimbulkan kerusuhan yang besar dan pada akhirnya memaksa Pak Harto lengser.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun