Mohon tunggu...
Doddy Poerbo
Doddy Poerbo Mohon Tunggu... -

apalah arti sebuah nama

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Jakarta yang Mengancam

20 Februari 2010   19:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:49 1052
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_78386" align="alignleft" width="300" caption="Foto 1"][/caption]

Melihat pemandangan kota jakarta dari udara, yang telihat dari ketinggian pesawat adalah pencemaran air. Warna biru laut tercampur lumpur menjelang daratan pulau jawa itu. Tak tampak warna pasir putih sepanjang pantai kecuali warna coklat. Dari ketinggian gedung, terutama pada pagi hari, warna kabut, kabut polusi yang bercampur embun pagi. Sebaliknya, pada malam hari, warna warni gemerlap kota metropolitan merubah wajah cantik kota Jakarta.

Sepanjang rel, warung tenda remang2 menggeliat oleh wajah2 wanita cantik malam hari, pagi hari berubah menjadi wanita yang memanfaatkan sungai ciliwung sebagai MCK. Disepanjang jalan, kerumunan manusia dengan segala tujuan tumpah ruang mengimbangi kemacetan yang makin menyesakkan.  Acungan jari, acungan jempol anak2 kecil bersama ibunya menawarkan jasa joki three in one, sebuah usaha jasa yang tumbuh seiring pemberlakuan pembatasan kendaraan jalan protokol.

[caption id="attachment_78389" align="alignright" width="300" caption="Foto 2"]

[/caption]

Dibalik gedung2 pencakar langit segitiga emas Jakarta, pemandangan kumuh masyarakat ibukota negara tercinta ini seolah tak peduli dengan kontrasnya kehidupan ibukota. Hanya dibatasi sungai ciliwung, kawasan elit kota Jakarta yang masih sangat diingat oleh Presiden Obama tak mengangkat kawasan seberang sungai ciliwung hingga saat ini.  Pintu air manggarai adalah pemandangan tersendiri, segala sampah berkumpul dimulut pintu air  yang menjadi pekerjaan rutin petugas kebersihan dan sumber kehidupan pengais rejeki dari sampah ibukota.

[caption id="attachment_78397" align="aligncenter" width="600" caption="Foto 3"]

[/caption]

Kemacetan sudah menjadi pemandangan sehari2, hanya pada waktu hari raya idhul fitri atau musim liburan panjang agak lega menikmati kota jakarta. Macet adalah pemandangan sehari2, pemborosan BBM menjadi luar biasa yang membuat udara jakarta makin sesak.

[caption id="attachment_78401" align="alignleft" width="300" caption="Foto 4"]

[/caption]

Teringat saya jakarta masa lampau, gedung tinggi itu hanya Sarinah, HI dan Granada di semanggi. Patung selamat datang bunderan HI terlihat tinggi menjulang, demikian juga patung pembebasan di Pancoran, kini semua tenggelang oleh gedung2 pencakar langit. Sebuah kemajuan pembangunan ibukota negeri ini. Namun dibalik gedung2 pencakar langit itu seolah tak tersentuh oleh pembangunan sama sekali. Rakyat itu seolah dibiarkan hidup dalam lingkungan yang selalu mengalami kebanjiran dari tahun ketahun. Sebuah pemandangan yang menarik bagi orang2 yang berada dalam gedung pencakar, tak tergerak hatinya karena merasa bukan urusannya.   Banjir besar tahun 1977 yang melanda jakarta mestinya menjadi pelajaran bagi pemerintah DKI. Seperti halnya untuk wilayah timur, mulai dari pulo gadung sampai cempaka putih, kebon nanas, cipinang muara, kampung melayu, bukit duri, manggarai  adalah langganan banjir tahunan yang sampai saat ini belum mengalami perbaikan.

[caption id="attachment_78409" align="alignright" width="300" caption="Proyek Banjir Kanal"]

[/caption]

Proyek Banjir kanal Casablanca yang sedang digarap, memang merupakan proyek pemkot DKI untuk mengatasi masalah banjir yang berlarut2 diwilayah timur jakarta, tetapi jika melihat keadaan bantaran kali ciliwung, menormalisasi kali ciliwung yang merupakan alur aliran dari wilayah bogor menuju teluk jakarta mestinya menjadi prioritas utama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun