Mohon tunggu...
Doddy Poerbo
Doddy Poerbo Mohon Tunggu... -

apalah arti sebuah nama

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sidang Kabinet Pertama Ken Arok

23 Oktober 2009   19:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:33 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Didampingi oleh Soulmatenya, Ken Arok mengundang seluruh jajaran kabinet yang baru beberapa hari diambil sumpahnya, satu persatu dengan dengan tertib para menteri mengisi daftar hadir yang disediakan didepan pintu masuk ruang sidang.

Untuk menunjukkan keseriusan dan tanggung jawabnya, tanda tangan absen tidak boleh diwakilkan seperti yang biasa dilakukan oleh para anggota DRRS ( Dewan Perwakilan Rakyat Singosari ). Ternyata  para menteri yang berasal dari anggota dewan itu belum dapat menghilangkan kebiasaanya lamanya yang suka nagih duit absensi.

Pembukaan sidang diawali dengan memeriksa absensi yang sudah ditangan Ken Arok. Melihat semua peserta sidang tidak membubuhkan tanda tangan kehadiran, hal ini membuat Ken Arok berang. Para menteri ini belum apa2 sudah pada mbalelo, demikian pendapat Ken Arok. Mulutnya terkunci, giginya gemeretok menahan marah.  Matanya melotot jelalatan seperti mencari mangsa yang hendak diterkamnya.

Anehnya, kemarahan Ken Arok tersebut dianggap angin lalu oleh para menterinya, bahkan para menteri tersebut saling memberi senyum. Ini membingungkan Ken Arok, apa yang dengan saya, pikir Ken Arok penuh tanda tanya.

Ken Arok menunduk melihat badannya sendiri, mungkin ada yang salah dengan pakaianya. Tidak, ini pakaian resmi, pakaian raja ketoprak Singosari, dalam hati Ken Arok menjawab pertanyaan sendiri.

" Mister Arok The King............."   Terdengar suara Ki Sambernyowo yang sudah diangkat menjadi menteri Peroncoran  membuat seluruh mata peserta sidang tertuju kearahnya.

" Lanjutkan........"  Kata Ken Arok yang sudah menurun ketegangannya.

" Sesuai dengan PETUNJUK Mister.......mm..mmm...." Suara Ki Sambernyowo terhenti, dia melakukan konsultasi sejenak dengan   Ki Ageng, koleganya dari Partai Gurem Singoseneng.  Setelah beberapa saat saling bebisik diantara keduanya, Ki Smbernyowo melanjutkan perkataanya.

" Sesuai dengan PETUNJUK Mister......."  Ucapan Ki Sambernyowo terhenti lagi karena lengannya dicolek oleh Ki Ageng yang ingin membisikkan sesuatu.

Bisik diantara kedua menterinya tersebut semakin membuat kesal Ken Arok.

"Lanjutkan....... !!" Suara Ken Arok agak keras yang menghentikan bisisk2 kedua menterinya itu.

" Sesuai dengan PETUNJUK Mister......"

Kali ini ucapan Ki Sambernyowo dipotong oleh Ken Arok karena melihat Ki Ageng hendak mencolek lengan Ki Sambernyowo lagi.

" Saya ingatkan kepada Ki Ageng...jangan mengajari yang aneh2.....Lanjutkan Ki Sambernyowo " kata Ken Arok.

" Sesuai dengan PETUNJUK Ki Ageng ..... perlu dikeluarkan Perpu untuk tanda tangan Absensi tersebut agar jelas berapa dapet duitnya...... " Kata Ki Sambernyowo sambil matanya melirik Ki Ageng Selon

Dasar mata duitan semua, belum kerja sudah mikirin duit, Ken Arok hanya dapat mengelus dadanya yang tidak sesak.

Cut...Cut....Cut............. sudah melenceng dari Skenario Ketoprak.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun