Mohon tunggu...
Najma Nurani Rahadian
Najma Nurani Rahadian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya memiliki hobi menggambar digital art dan menikmati karya fiksi baik dalam bentuk tulisan, animasi, ataupun game.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Tren Filter AI: Menggambar dengan Artificial Intelligence?

30 Mei 2023   18:20 Diperbarui: 30 Mei 2023   18:58 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin ada yang sudah tidak asing, saat menjelajahi YouTube atau TikTok ada yang membuat konten suatu karakter fiksi jadi berkata-kata atau bernyanyi dengan suara yang persis dengan pengisi suara aslinya. 

Sekilas mungkin terlihat lucu atau menghibur, tetapi pengisi suara sebenarnya akan merasa dicurangi jika mengetahui hal tersebut. terutama karena itu adalah pekerjaan mereka, hal yang membuat mereka dibayar, pengisi suara. 

Berikut adalah cuitan dari Erika Harlacher, seorang pengisi suara yang telah mengisi suara untuk acara anime dan video game Jepang dengan bahasa Inggris. 

Tentu saja ada penggunaan AI yang positif, lalu apa persamaan kasus voice actor ini dengan AI art? Yang menjadi Highlight disini bukanlah seakan-akan menentang perkembangan teknologi tetapi adalah bagaimana data yang diambil itu adalah tanpa izin dan digunakan untuk komersil atau mendapatkan keuntungan dari sesuatu yang bukan miliknya.

Apakah AI bisa menggantikan manusia?

Walau AI art terlihat sangat praktis, hasil yang menarik dan sekilas sempurna, tetapi algoritma AI hanya bisa menghasilkan gambar berdasarkan data atau 'makanan' yang sudah diberikan untuk 'dilatih', artinya AI hanya bisa menghasilkan gambar yang mirip dengan apa yang mereka lihat, hanya bisa menghasilkan gambar berdasarkan apa yang sudah ada. Ditambah lagi AI art kekurangan koneksi emosional dan sentuhan personal atau manusia didalamnya . 

Simpelnya, dalam menghasilkan gambar, AI art seperti mengkliping data refrensi menjadi satu, sedangkan manusia saat melihat referensi akan terinspirasi dan membuat hal yang baru atau berdasarkan intrepretasi imajinasi pribadi. 

Secanggih apapun AI, ia tidak bisa menggantikan problem-solving skill manusia, tidak memiliki kreativitas personal dan tidak bisa menciptakan sesuatu yang baru seperti manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun