Mohon tunggu...
Maulida Husnia Z.
Maulida Husnia Z. Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswi

Belajar menulis kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Karakter pada Anak, Urgensi yang Seringkali Dilupa

1 Oktober 2019   12:01 Diperbarui: 1 Oktober 2019   12:14 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (thebalancecareers.com)

Bertempat di Aula Microteaching UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, pada tanggal 19 September 2019 kemarin, saya berkesempatan untuk mengikuti sebuah seminar parenting nasional yang diselenggarakan oleh teman-teman dari jurusan Pendidikan Anak Usia Dini (PIAUD). 

Seminar yang bertajuk "Pendidikan Karakter Anak Usia Dini di Era Revolusi 4.0" ini, dihadiri oleh peserta dari berbagai kalangan. Ruangan yang memang biasa digunakan untuk seminar itu penuh oleh mahasiswa-mahasiswa dari berbagai jurusan dan berbagai universitas. Ada juga dari guru-guru PAUD dan dosen yang turut menyumbang antusiasme.

Seminar ini mengupas tentang hal ihwal bagaimana membentuk karakter anak usia dini di era sekarang. Seperti yang kita tahu, seiring berkembangnya zaman kebutuhan pengasuhan dan pembelajaran kepada setiap anak pasti punya porsi yang berbeda. Harus dengan asupan yang sesuai dengan generasi, supaya tidak salah didik.

Menurut Bunda Darosy Endah Hyosyamino (Dosen Psikologi Universitas Diponegoro), mendidik anak merupakan salah satu bentuk ibadah. Jangan jadikan mendidik anak sebagai beban berat yang harus ditanggung. Pun dalam mendidik anak, juga diperlukan cinta. Dalam artian, bahwa anak tidak bisa didik dengan cara kekerasan. Tumbuhkan rasa percaya diri pada anak sejak dini, supaya karakter itu dapat melekat padanya.

Sama halnya dengan apa yang disampaikan oleh Bapak Eko Setiawan (Dosen PAUD UIN Maulana Malik Ibrahim Malang). Bahwasanya karakter itu adalah sifat yang melekat dan bisa muncul sewaktu-waktu. Sehingga perihal membentuk karakter anak usia dini merupakan suatu hal yang sangat urgent dilakukan baik oleh orang tua, maupun pendidik.

Kemudian berkaitan dengan membentuk karakter anak dari perspektif islam, Bapak Eko mengutip definisi pendidikan dari Al-Ghazali, yakni "Pendidikan harus melalui pengenalan, kemudian pendekatan manusia kepada Allah SWT". 

Ketika mendidik anak, orang dewasa harus bisa memasuki dunia anak. Bagaimana bersikap dan mengubah kerpibadian di depan anak, itu hal yang penting. Seperti ketika para pendidik PAUD sedang mengajar di kelas, maka guru tersebut juga harus bersikap selayaknya anak kecil yang ceria dan semangat.

Sementara itu, dalam menanamkan karakter pada anak diperlukan strategi khusus yang mudah untuk dipahami. Contohnya seperti penanaman karakter dengan menyanyi.

Guru adalah transfer of value. Maka perlu diingat, untuk tidak sering melakukan perizinan karena children do and see. Ketika menyuruh anak belajar, paling tidak orang tua juga harus mencontohkan walaupun hanya dengan membuka kertas. Biasakan juga perbendaharaan kata melalui pujian dalam islam seperti "mashaa Allah" dan "subhanallah".

Dalam mendidik anak, juga terdapat pondasi. Yang pertama adalah love. Didik anak dengan lembut dan penuh kasih sayang. Lalu yang kedua adalah tegas, dalam artian harus tegas dalam memberikan konsekuensi jika anak telah sengaja berbuat kesalahan. Supaya nantinya dapat memberi efek jera untuk tidak mengulanginya lagi.

Ketiga, jangan biarkan anak berbuat salah. Ingatkan dan beri contoh bagaimana yang benar. Dan terakhir, jangan membuat anak malu. Seringkali kita jumpai anak yang dimarahi orang tuanya di depan umum. Bukannya memberi efek jera, justru hal tersebut bisa menurunkan harga diri anak dan membuatnya tidak mempunyai kepercayaan diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun