Mohon tunggu...
Maulida Husnia Z.
Maulida Husnia Z. Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswi

Belajar menulis kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Urgensi Pendidikan Seks pada Anak

2 Maret 2018   06:30 Diperbarui: 2 Maret 2018   07:25 1068
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(allisondarr.blogspot.com)

Sebagian besar masyarakat menganggap segala yang berhubungan dengan seks cenderung mengarah ke sisi negatif. Mungkin, ini disebabkan karena paradigma awal manusia yang cenderung meneliti minus terlebih dahulu daripada plus.

Seperti yang kita tahu, banyak media masa yang bahkan setiap jamnya senantiasa menghadirkan apapun yang berhubungan dengan seksualitas. Mulai dari pemerkosaan, pencabulan, sampai video tidak senonoh artis yang beredar, kita pasti tidak akan ketinggalan kabarnya.

Namun jika dilihat dari sisi keilmuan, sebenarnya kata "seks" tidaklah selalu merujuk pada hubungan badan atau relationship antar lawan jenis. Seksualitas itu sendiri pada dasarnya ialah nama lain gender,atau jenis kelamin. Sedangkan pendidikan seks pada hakikatnya mencangkup banyak hal yang patut kita semua ketahui, tidak terkecuali anak.

Para orang tua, seharusnya tidak perlu lagi merasa tabu ketika suatu saat anak menyinggung soal seksualitas, selama itu masih diambang batas wajar dan sesuai dengan umurnya. Ayah dan bunda juga perlu paham, bahwa pendidikan seks berbeda dengan pengetahuan reproduksi.

Pendidikan seks pada anak bertujuan untuk mengenalkan anak tentang jenis kelamin dan bagaimana menjaganya, baik dari sisi kesehatan, kebersihan, keamanan, dan keselamatan. Sementara itu, pengetahuan reproduksi cenderung mengarah ke proses perkembangbiakan. Oleh karenanya jangan sampai salah tafsir dalam memberi pengetahuan anak seputar seks.

Menurut buku yang ditulis oleh Alya Andika dengan judul Bicara Seks Bersama Anak,pendidikan seks yang dapat diajarkan pada anak mencangkup dua dimensi penting, yakni biologis dan psikologis.

Pertama, dilihat dari sisi biologis. Pendidikan seks kepada anak sangatlah penting karena menyangkut kepahaman anak untuk merawat serta menjaga kebersihan kelaminnya. Beri tahu mereka apa yang membedakan antara anak laki-laki dan perempuan secara visual, misalnya anak laki-laki itu berambut pendek, sedangkan  anak perempuan berambut panjang dan memaikai giwang atau anting.

Kedua, dari sisi psikologis. Dalam hal ini, patut dipahami pula identitas peran jenis. Semisal, anak harus diyakinkan mengenai jenis kelaminnya.  Anak laki-laki hendaklah sering-sering bercengkrama dengan ayahnya, begitupun sebaliknya, anak perempuan dengan ibunya. Kesamaan gender ini dapat memudahkan orang tua dalam memberi wawasan seksual terhadap sang anak sesuai dengan usianya.

Selain yang saya sebutkan diatas, pendidikan seksual pada anak juga tentunya tidak lepas dari soal perasaan terhadap lawan jenis dan wawasan mengenai batas wajar seorang anak memahami fungsinya sebagai makhluk seksual. Yang pasti, orang tua harus pintar-pintar mengolah kata dalam menyampaikan, supaya sang anak tidak salah tafsir.

Pendidikan seksual yang diajarkan kepada anak sangat banyak manfaat positifnya, salah satunya adalah untuk meminimalisir merebaknya pedofilia di masyarakat. Ketika anak sudah diberi pendidikan seks oleh orang tuanya, mereka akan tahu bahwa "miliknya" adalah sesuatu yang tidak boleh dilihat, apalagi dipegang oleh orang lain selain ayah ibunya.

Kemudian, pendidikan seks orang tua pada anak juga bertujuan untuk membatasi rasa penasaran anak terhadap hal-hal yang berbau seks. Semisal ketika menonton televisi bersama, ketika itu ada berita yang membahas kejahatan seksual. Jika saat itu juga orang tua enggan memberi tanggapan mengenai itu, maka anak bisa saja akan mencari tahu sendiri apa yang ia ingin tahu.

Bisa saja lewat internet, atau justru malah bertanya kepada orang lain. Akibatnya, anak akan berujung pada pemahaman yang salah serta wawasan seks yang belum pada waktunya dan tidak sesuai dengan usia sang anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun