Pagi itu, disebuah lorong.
Tanpa disangka dan tanpa diharap, sosokmu berhembus tepat dibelakangku
Meski hanya melihat punggung yang melangkah pergi, namun ku sudah cukup paham siapa empunya
Mau dilihat dari sisi dan porsi manapun,
Sudah terlalu sering punggungmu dan mataku beradu
"Hai, sudah lumayan lama ya."
Aku bercakap dengan sisa molekulmu yang pudar.
"Bagaimana kabarmu?"
Tidak ada jawaban
Beberapa detik kemudian, sosokmu menghilang di balik tembok depan sana
Katanya, kebetulan adalah nama lain dari takdir
Rasanya, inginku menciptakan lebih banyak lagi "takdir" kala itu.
Namun dalam sekejap, jam menunjukkan pukul setengah 12 siang
Kurasa sarapanku lebih penting dari rencana konyolku
Beranjaklah aku
Sore harinya, hujan turun dengan riang
Langkahku agak tergesa
Tempat yang kutuju, masih sama
Waktu itu, anganku sama sekali belum sempat menghadirkanmu kembali
Aku serius
Simsalabim!
Lagi, sosokmu kembali melenggang
Kali ini disampingku
Duh, senangnya!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI