Mohon tunggu...
Maulida Husnia Z.
Maulida Husnia Z. Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswi

Belajar menulis kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sebuah Filosofi Singkat yang Sarat Makna

9 Februari 2018   23:04 Diperbarui: 9 Februari 2018   23:40 664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah dengar mengenai "Filosofi Kopi"? 

Suatu ketika, saya pernah menjumpai novel dengan judul demikian tertulis apik di sampul depannya. Selanjutnya, muncul juga sebuah film dengan judul yang serupa. Wahh menarik.. Nama makanan dijadikan filosofi? Hmm

Bicara soal filosofi, ternyata bukan hanya minuman pahit nan nagih ini yang punya. Kebanyakan makanan dan minuman juga sebenarnya punya filosofinya tersendiri. Namun, banyak yang tidak kita tahu. Iwel-iwel contohnya.

~

Menyambut kelahiran jabang bayi, penganut adat jawa memiliki kebiasaan yang mengakar bahkan sampai saat ini. Kebanyakan dari mereka akan memasak banyak nasi untuk dibagi kepada tetangga maupun kerabat terdekatnya, sebut saja "berkat". Sebutan berkat itu sendiri terinspirasi dari kata berbahasa Indonesia yaitu berkah. Berkat yang biasa berisikan nasi dan segala lauk pauknya ini dianggap masyarakat sebagai bentuk rasa syukur terhadap lahirnya bayi yang telah lama dinanti-nanti, atau bisa juga dengan tujuan nylameti. Sang bayi,

Dalam sekotak berkat, tentunya ada satu jajanan yang tidak boleh ketinggalan. Yup, iwel-iwel namanya.

Iwel-iwel ini menjadi sesuatu yang spesial karena hanya dibuat pada saat tertentu. Semisal ketika selapananbayi, telung lapan, pitung lapan,dan lain lain (lapan=35 hari).

Bukan hanya kopi, iwel-iwel juga punya filosofi yang mendalam loh.. Menurut banyak sumber, nama iwel-iwel berasal dari serapan kata berbahasa arab yakni "li walidayya"yang berarti orang tua. Lalu karena lidah orang zaman dahulu , li waliwalidayya ini kemudian berubah menjadi iwel-iwel supaya mudah dilafalkan.

Akhirnya sampai sekarang, dibuatnya iwel-iwel menciptakan sebuah harapan supaya semoga si anak kelak bisa berbakti kepada orang tua dan bisa lengket juga dengan orang tuanya, selengket iwel-iwel yang manis manis lezat itu. 

~

Wah, ternyata dibalik kesederhanaan iwel-iwel, terkandung filosofi yang sarat makna ya. Jadi intinya, jangan sekali-kali meremehkan suatu hal yang sederhana. Bisa jadi, kesederhanaan itulah yang akan berpengaruh dalam suatu babak nantinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun