Sayang, maaf jika anak kita terlahir tanpa seorang bapak yang mengadzaninya..
Sayang, maaf saya tidak bisa berada disampingmu lagi.. menafkahimu.. dan menjagamu.
Sayang, maaf jika gaji honorer empat ratus ribuku selama ini masih jauh dari kata cukup untuk menghidupimu dan anak kita.
Sungguh, sebenarnya saya tidak ingin ini semua terjadi. Tapi apalah daya takdir sudah berkehendak lain. Tapi sayang, janganlah kamu dendam dengan muridku.. Dia hanya anak belum dewasa yang masih labil. Tolong, maklumi dia.. dan lepaskan kepergianku dengan ikhlas.
Aku sayang padamu
Indonesia berduka. Selamat jalan bapak Ahmad Budi Cahyono, semoga ditempatkan yang terbaik disi-Nya. #saveguruÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H