Mohon tunggu...
Maulida Husnia Z.
Maulida Husnia Z. Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswi

Belajar menulis kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Produk Bersertifikasi Halal dan Peranan Absolutnya

7 November 2017   21:41 Diperbarui: 7 November 2017   22:26 4303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh produk mie instan berlabel halal yang dijual di Jepang

Mendengar kata "halal", pasti hal pertama yang terlintas dipikiran kita adalah makanan dan minuman yang tidak mengandung hewan babi atau anjing. Sebenarnya selain dua hal itu, masih banyak lagi hal-hal yang mendasari penggolongan label non-halal menurut ajaran islam, seperti proses produksi, cara menyajikan, dan lain-lain. Ada baiknya kalau kita terlebih dahulu mengetahui kategori penggolongan produk halal sebelum membahasnya lebih lanjut.

Kategori penggolongan produk halal ada 4:

Zatnya

Halal zatnya yakni, tidak ada hal-hal yang diharamkan, yang terkandung dalam produk tersebut, entah itu bahan dasarnya atau yang lain.

Cara Memperolehnya

Pada dasarnya, semua produk halal bisa menjadi haram tergantung cara memperolehnya. Korupsi, mencuri, merampok, riba, menipu adalah beberapa contoh perbuatan yang bisa menjadikan berubahnya hukum produk halal menjadi haram.

Cara Memprosesnya

Misalnya alat yang digunakan untuk memasak atau memproduksi mengandung najis, atau bisa saja alat tersebut terdapat zat yang diharamkan.

Cara Menyajikan, Mengantarkan, serta Menyimpannya

Kategori ini meliputi bagaimana produk tersebut disimpan, diangkut, dan disajikan sampai pada akhirnya dikonsumsi. Produk yang diantar bukan karena tujuan yang baik juga bisa berubah menjadi produk haram yang tentunya tidak boleh dikonsumsi. Makanan yang disajikan dalam piring atau wadah dari emas pun juga bisa demikian.

Selain kategori diatas, syarat utama makanan halal adalah tidak mengandung zat yang diharamkan dan tidak mengandung najis serta kotoran. Disini sudah jelas, bahwa makanan halal sudah pasti berkualitas dari segi manapun, termasuk dalam kehigienisannya. Jadi, jaminan produk halal tentu bukan hanya kebutuhan Muslim saja, melainkan non-muslim juga.

Dr. Arancha Gonzales, Direktur Eksekutif International Trade Center mengatakan bahwa Muslim adalah segmen konsumen dengan pertumbuhan tercepat di dunia, setiap perusahaan yang tidak mempertimbangkan bagaimana melayani mereka maka akan kehilangan kesempatan yang signifikan dari hulu ke hilir. Oleh karena itu selain Majelis Ulama Indonesia (MUI), sekarang sertifikasi produk halal berada dalam naungan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). BPJPH itu sendiri dalam menjamin proses sertifikasi produk halal hanya membutuhkan waktu tidak lebih dari 60 hari kerja, hal ini tentu dapat membantu kenyamanan konsumen maupun produsen produk halal di Indonesia.

Samyang yang Diragukan

(https://yummybazaar.com)
(https://yummybazaar.com)
Kini, trend luar negeri banyak yang merambah sampai ke Indonesia, Korea Selatan misalnya. Beberapa waktu yang lalu, Samyang Noodle sempat populer dan melejit namanya. Mie instan asal Korea Selatan ini istimewa karena rasa pedasnya yang luar biasa. Oleh karenanya, banyak yang memakan mie instan ini dan menjadikannya challengeatau tantangan. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang merekam, lalu mengunggahnya ke media sosial masing-masing. Seketika orang-orang pun berbondong-bondong ingin membelinya sekedar penasaran bagaimana rasanya, termasuk Saya.

Mencarinya ternyata bukanlah hal yang mudah karena mie instan ini tidak dijual di toko-toko dekat rumah, dan di daerah Saya pun tidak semua swalayan menyediakannya. Belum sampai Saya menyempatkan mencari, kebetulan Saya sedang menscroll linimasa facebook dan tanpa sengaja menemukan sebuah artikel tentang diragukannya sertifikasi halal dari produk Samyang Noodle. Wah, ternyata benar produk itu sudah ditarik dari pasaran oleh BPOM RI karena positif mengandung fragmen babi, padahal selama ini banyak dari teman-teman Saya yang sudah mengkonsumsi mie instan tersebut.

MUI menyatakan bahwa produk Samyang Noodle memang dari awal tidak mendapat dan mengajukan sertifikasi halal. Menurut Direktur LPPOM MUI, Lukmanul Hakim, produk mie itu tidak bekerjasama dengan MUI untuk mendapatkan label halal. Selain itu, Kakak Ipar saya yang bekerja di Negara Jepang juga mengatakan bahwa setiap mie instan yang berlabel "ramen" itu pasti 90 persen bahannya ada kandungan babi.

Sekarang Saya sudah tahu bahwa pada dasarnya produk itu memanglah tidak berlabel halal, dan tentunya Saya juga bersyukur karena mengetahui fakta tersebut sebelum Saya sempat mencobanya. Hikmah yang bisa Saya ambil yaitu sebelum kita mengkonsumsi suatu produk, alangkah baiknya mengetahui sertifikat halal yang tertera pada produk tersebut dengan cara meneteliti dan memeriksa sebelum membeli.

Seorang Muslim yang Mengembara di Negeri Sakura

Pasti semua sudah tau kan apa itu Negeri Sakura? Yap, itulah Negara Jepang. Selain sakura, Jepang juga terkenal akan daging babinya yang divariasikan menjadi berbagai macam makanan. Bahkan daerah Jepang bagian Timur adalah gudangnya peternakan babi. Hmm bisa diperkirakan ya bagaimana proporsi produk halal dan haram di Negara tersebut. Lalu bagaimanakah cara seorang Muslim yang bermukim disana dalam menyikapi hal tersebut?

Kakak Ipar
Kakak Ipar
Aris Yahya Fuadi, adalah Kakak Ipar saya yang sudah bekerja di Jepang selama kurang lebih 5 tahun. Dalam kesehariannya, Ia pun harus pandai memilih dan memilah apakah produk yang akan dikonsumsi itu berlabel halal atau tidak.

Hal yang paling mengkhawatirkan tentu adalah makanannya, terutama yang instan-instan. Menurut Mas Aris, dalam membeli makanan disana sebaiknya bertanya pada orang Jepang dahulu, apakah makanan tersebut mengandung bahan yang berasal dari babi atau tidak. Jika tidak bertanya terlebih dahulu, bisa-bisa Kita akan salah makan karena rata-rata makanan disana mengandung bahan dari babi, entah itu daging; kulit; bahkan minyaknya.

Contoh produk mie instan berlabel halal yang dijual di Jepang
Contoh produk mie instan berlabel halal yang dijual di Jepang
Contoh produk makanan berlabel halal yang dijual di Jepang
Contoh produk makanan berlabel halal yang dijual di Jepang
Contoh produk makanan berlabel halal yang dijual di Jepang
Contoh produk makanan berlabel halal yang dijual di Jepang
Contoh produk nugget ayam berlabel halal yang dijual di Jepang
Contoh produk nugget ayam berlabel halal yang dijual di Jepang
Contoh produk makanan berlabel halal yang dijual di Jepang
Contoh produk makanan berlabel halal yang dijual di Jepang
Penjual disana pun jujur dan sopan, mereka akan berterus terang mengenai sertifikasi halal makanan yang dijualnya, mereka sudah paham bahwa Muslim memang dilarang mengkonsumsi hal-hal yang berbau babi, dan akan senang hati mencarikan mana makanan yang tidak mengandung babi.

Kalaupun semisal sang penjual tidak jujur, justru itu akan merugikannya. Kenapa merugikan? Karena makanan halal merupakan suatu prioritas utama Muslim di Jepang yang tentunya berdaya jual tinggi, bahkan banyak dicari juga oleh mereka yang non-muslim.

Memperoleh makanan halal juga bisa melalui jual beli online. Bahan-bahan masakan seperti daging sapi, daging ayam, bumbu-bumbu dapur atau tahu tempe bisa diimpor langsung dari Indonesia, dan sudah pasti terjamin sertifikasi halalnya.

Setelah Saya menelisik kehidupan Mas Aris, ternyata hidup di Negara minoritas Muslim seperti di Jepang pun juga tidak mustahil menemukan makanan halal yang sudah tersertifikasi. Apalagi untuk pelaku industri yang sedang meningkatkan daya saing penjualan, sertifikasi produk halal merupakan hal utama yang harus diprioritaskan. Oleh karena itu, jaminan halal dalam setiap produk sudah bukanlah  hal asing lagi mengingat hal tersebut merupakan kebutuhan penduduk baik Muslim maupun non-Muslim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun