[caption id="attachment_356970" align="alignnone" width="800" caption="Menag Lukman Hakim Saifuddin saat hadir di acara Suluk Maleman bertajuk "][/caption]
Pati (Pinmas) —- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, menghadiri Pengajian Bulanan Suluk Maleman, yang diselenggarakan di kediaman Habib Anis Sholeh Ba’asin, di Pati Kota, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Sabtu (21/3) malam.
Pengajian bulanan Ngaji ngAllah, dengan tujuan Mencerahkan pikir-menjernihkan hati tersebut, mengambil tema: “Bhinneka Tunggale Ilang”, dihadiri juga Bunda Lily Wahid, Budayawan Islam Nusantara, Agus Sunyoto, Budayawan Ilyass dan Gus Ghofur Maemun dari Rembang.
Menag yang didampingi Kakanwil Kemenag Jateng, Ahmadi dan Kakankemenag Pati, Mundakir, mengatakan bahwa pada hakekatnya, manusia itu sama. “Pada dasarnya, semua kita sama, yakni ingin dekat dan bersatu dengan Tuhan, Allah Swt. Tak heran jika kita, adalah makhluk yang religius. Dan, alangkah baiknya, jika kita tidak saling menyalahkan, jika mempunyai cara dan jalan yang berbeda,” terang Menag.
Menag melihat, Indonesia sangat besar dan majemuk. Dengan perbedaan yang besar tersebut, lanjut Menag, kita harus menyikapinya dengan arif, agar tidak saling menyalahkan. “Syari’at, Tarekat atau Suluk, mempunyai makna yang sama, yakni sebuah jalan untuk menuju kepada-Nya,” kata Menag.
“Sepanjang pengetahuan saya, meski mempunyai tatacara yang berbeda, mempunyai syari’at yang berlainan, esensi semua agama, adalah bagaimana kita sebagai manusia, memanusiakan manusia. Karenanya, dengan alasan apapun, kekerasan tidak bisa dibenarkan,” imbuhnya.
Di hadapan ribuan Pengajian Bulanan Suluk Maleman, Menag mengatakan bahwa Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda, dengan berbagai kelemahan dan kelebihannya, adalah agar manusia saling mengenal dan bekerja sama. Untuk itu, tidak semestinya antar manusia saling memaksakan untuk menjadi sama dan seragam. Karenanya pula dibutuhkan kearifan dan kebijaksanaan dalam menyikapi perbedaan antara kita.
“Mari kita ambil dari sisi positifnya perbedaan ini. Untuk itu, menjadi kewajiban kita untuk terus mengembangkan wawasan, memperluas pengetahuan dan memperdalam ilmu pengetahuan, agar kemanusiaan kita terus tumbuh dan terawat dengan baik” ajak Menag. (Gpenk/mkd/mkd)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H