Seorang pustakawan Amerika, dan satunya lagi pustakawan yang bekerja di Indonesia bersaudara. Pada suatu hari, pustakawan yang bekerja di Amerika itu baru dipecat dan kelaparan. Tetapi dia punya gagasan: dia pergi ke gerbang Gedung Putih, duduk di tanah, dan mulai makan buku. Obama datang dan bertanya, “Mengapa Anda makan buku?”
“Saya lapar, dan saya tidak mempunyai pekerjaan.”
Obama terkesima. Orang itu diberi makanan, sejumlah uang, dan sumbangan 10 ribu buku untuk membangun perpustakaan sendiri. Setelah itu, la masih ditanyai, “Apa Iagi yang Anda inginkan?”
“Sebuah tiket ke Indonesia, untuk menjenguk saudara saya,” katanya.
Ia mendapat tiket, dan bertemu dengan saudaranya, yang kebetulan juga bekerja di perpustakaan di Indonesia sedang mengalami kelaparan. Pendatang dari Amerika itu tertawa. “Saudaraku,” katanya.
“Dengarkanlah nasihat berharga ini. Pergilah ke Istana Merdeka di Jakarta, duduklah di tanah di dekat gerbang istana, dan makanlah buku. Kalau pak Presid*n melihatmu, la pasti iba dan menghadiahimu apa saja.”
Pustakawan Indonesia itu pergi ke Istana Merdeka di Jakarta. Di depan gerbang istana, ia duduk dan mulai mengunyah buku. Setelah mendapatkan laporan ada demo, Presid*n keluar dan segera bertanya.
“Mengapa engkau makan buku?”
“Saya lapar dan tidak mempunyai uang" jawab pustakawan itu.
“Bodoh!” kata Sang Presid*n. “Sekarang ini musim kampanye. Lebih baik engkau makan kertas bekas saja. Buku itu bisa disisipi foto-foto saya dan dikirim ke sekolah-sekolah untuk musim kampanye pilpres 2014.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H